Kamis, 28 Januari 2016

Makalah : penggunaan media gambar sebagai solusi kesulitan memahami operasi bentuk aljabar


BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional dalasm UU. No. 20 Tahun 2003 pada pasal 3 yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangakan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak  mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri,  dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Salah satu tujuan pembelajaran Matematika adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba membuat penalaran secara logis, sehingga matematika dapat dipahami sebagai suatu mata pelajaran yang mempuanyai karakteristik tersusun atas hirarki dan abstrak
Oleh karena konsep matematika yang abstrak transformasi pembelajaran matematika dalam proses pembelajaran mengalami kesulitan baik dari segi pemahaman siswa maupun dari segi kemampuan pendidik dalam memenej pembelajaran.
Jenning dan Dunne (1999) mengatakan bahwa, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan riil.  Kondisi ini tentu saja jika diruntut ke belakang akan bersumber pada pembelajaran matematika yang kurang bermakna.  Pendidik dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa juga kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. 
Operasi bentuk aljabar merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai, sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya. Kenyataan di lapangan, banyak diantara siswa khususnya siswa SMP Kelas VII yang sulit menerapkan operasi bentuk Aljabar, bahkan yang lebih memperihatinkan adalah pada tingkat SMA masih ditemukan siswa yang salah dalam menentukan hasil operasi Aljabar, terutama dalam menyelesaikan soal-soal operasi bentuk aljabar khususnya yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar.
 Dari hasil observasi tersebut, kesalahan siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar terjadi karena kurangnya pemahaman siswa tentang operasi bilangan bulat, siswa tidak paham tentang suku-suku sejenis dan suku-suku tidak sejenis, siswa tidak paham bahwa hanya suku-suku sejenis yang dapat dijumlahkan dan dikurangkan. Para pendidik cenderung menggunakan cara mekanistik, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat dan diterapkan sehingga siswa sulit untuk memahami konsep operasi bentuk aljabar.
Bertitik tolak dari hal tersebut penulis  menggunakan media gambar dalam menyajikan pembelajaran matematika sebagai solusi memahami operasi bentuk aljabar khusunya operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa SMP kelas VII semester I.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah: “Apakah media gambar dapat digunakan sebagai solusi kesulitan memahami operasi bentuk aljabar?”.
C.     Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui cara penggunaan media gambar  sebagai solusi kesulitan memahami operasi bentuk aljabar.
D.    Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      dapat memberikan informasi kepada guru tentang penggunaan media gambar sebagai solusi kesulitan memahami operasi bentuk aljabar.
2.      Memudahkan peserta didik dalam memahami operasi bentuk aljabar
E.     Pembatasan istilah
Makalah ini dibatasi pada pembelajaran Matematika khususnya pada tingkat SMP kelas VII semester I khususnya pada sub pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penggunaan alat peraga yang dimaksud adalah penggunaan alat peraga berupa gambar bintang yang terdiri dari dua warna, warnah merah melambangkan bilangan positif dan warnah biru melambangkan bilangan negatif.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang masa sebagaimana hadits Rasulullah:
Artinya: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahad.
Proses pembelajaran itu pada hakikatnya berorientasi pada terjadinya perubahan.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran utamanya dalam mengajarkan matematika yang abstrak diperlukan kompetensi padagogis pendidik dalam merancang, mendesain pembelajaran sehingga standar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan kriteria standar ketuntasan belajar.
Pemilihan sumber belajar yang berupa segala informasi dalam bentuk ide, fakta dan data yang disampaikan kepada anak didik dapat dituangkan kedalam bentuk media pembelajaran.
Menurut Arsyad (1997:3) “kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara  atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.
            Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dan kemauan audien (Anaswir & Basyiruddin 2002 : 11). Sedangkan menurut Susilana & Riyana (2008 : 6) “media pembelajaran terdiri dua unsur penting yaitu unsur peralatan (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message software)”.
            Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan wadah penyampaian pesan atau media pembelajaran yang ingin ditransformasikan kapada peserta didik sehingga mampu memudahkan pemahaman, memotivasi dan menumbuhkan kreatifitas siswa sehingga pembelajaran berjalan secara kreatif, interaktif, aktif dan menyenangkan yang berorientasi pada pencapaian satandar kompetensi berdasarkan ketuntasan kurikulum.
B.       URGENSI PENGGUANAAN MEDIA
Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi, kegiatan pembelajaran yang merupakan penyampaian materi pembelajaran dari pendidik kepada anak didik dalam bentuk penyampaian ide, konsep, teori dan gagasan. Dalam proses komunikasi tersebut, sering timbul komunikasi yang kurang efektif dalam artian pesan-pesan atau muatan pendidikan tidak dipahami. Hal ini disebabkan oleh adanya verbalisme, kesalahan persepsi terhadap pemahaman konsep yang  abstrak, kurangnya minat anak didik dan kurangnya kompetensi dasar pendidik dalam menyajikan meteri.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses pembelajaran. Kreatifitas pendidik  dalam menerjemahkan kurikulum dengan penggunaan media pembelajaran  sehingga penyajian materi lebih variatif menuju pemahaman konsep secara integral.
Hal ini sejalan dengan pendapat Asnawir & Basyiruddin (2002:13-14) bahwa “penggunaan media pembelajaran mampu mempunyai nilai-nilai praktis sebagai barikut:
1.    mengatasi keterbatasan pengalaman anak didik
2.    megatasi keterbatasan ruang belajar
3.    menumbuhkan interaksi langsung anak didik dengan lingkungan
4.    menghasilkan keseragaman pengamatan
5.    menanamkan konsep dasar yang benar
6.    menumbuhkan minat belajar
7.    membangkitkan motivasi merangsang
8.    memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak”
C.   KRITERIA PEMILIHAN MEDIA
Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Sejalan dengan perkembengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melahirkan karya pariatif  dari berbagai inovasi pengembangan kreatifitas mediapembelajaran. Dewasa ini berbagai macam media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan anak didik memperoleh pengetahauan, keterampilan dan nilai positif.
Asnawir & Usman (2002 : 15-16) mengungkapkan “ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatguaan, kondisi anak didik, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya”.
Olehnya itu, diperlukan criteria khusus dalam memilih media pembelajaran antara lain:
1.        media yang dipilih hendaknya sesuai dengan standar kompetensi pada tiap mata pelajaran
2.        selaras dengan tujuan pembelajaran
3.        sesuai tidak dengan materi pembelajaran
4.        telah disahkan penggunaannya oleh pejabat yang berwenang
5.        sesuai dengan gaya belajar siswa
6.        kesesuaian teori yang didasarkan dari penelitian dan riset yang telah teruji validitasnya
7.        sesuai dengan kondisi anak didik dari segi usia, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya dan lingkungan
8.        ketersediaan bahan untuk membuat media
9.        media harus dapat menjelaskan apa yang disampaikan anak didik secara tepat mencapai tujuan pembelajaran
10.    biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang dicapai
11.    mudah dibuat dan dimengerti tatacara penggunaannya
12.    praktis untuk digunakan dan dibawa kemana-mana
13.    tidak dipengeruhi oleh kondisi media lain atau kondisi tak terduga seperti lampu padam
14.    memperhatikan aspek ekonomis dan kesederhanaan, sehingga  memungkinkan untuk dipergunakan di daerah yang terbatas dari segi saran dan prasarana media pembelajaran.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Susilana & Riyana (2008:72) bahwa “media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION yaitu Acronium dari access yang berarti kemudahan akses, cost yaitu mempertimbangkan aspek manfaat, Tekhnology apakah tersedia dan mudah penggunaannya, Interactivity yaitu menyediakan komunikasi dalam pembelajaran efektif, Organization yaitu apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung dan Novelty yaitu aktual dari media dari segi penemuan baru”. 
Dari uraian di atas dapat disimpulkan apapun kriteria pemilihan media pembalajaran yang penting dengan penggunaan media  itu dapat mencapai tujuan pembelajaran.
D.     KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Untuk memudahkan mengenal berbagai media pambelajaran “aneka ragam media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan cirri-ciri tertentu antara lain:
1.      Berdasarkan kemampuan indera yang terdiri dari:
a.       Media yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya: radio, tape recorder rekaman dll
b.      Media visual atau yang dapat dilihat, seperti filmstrip, transparansi, gambar, grafik, layar rotary, dll
c.       Media audio visual, yaitu media yang memadukan indera penglihatan dan pendengaran seperti TV
2.      Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, antaralain:
a.       Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya luas. Contohnya TV dan radio
b.      Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya terbatas. Contonya; papan tulis, slide, dan OHP
3.      Berdasarkan pengguna atau pemakai yang memanfaatkan media pembelajaran. Jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.       Media pembelajaran yang digunakan secara massal. Contohnya belajar melalui Televisi
b.      Pengguna media secara individual. Contoh belajar melalui modul
4.      Berdasarkan kerumitan dan biayanya antaralain:
a.       Big media, yaitu media yang kompleks (rumit), biayanya mahal serta penggunaannya relative sulit dan membutuhkan tenaga terlatih. Contohnya: penggunaan media berbasis Web
b.      Little media, pembelajaran sederhana mudah menggunakannya dan ekonomis. Contohnya: papan tulis, gambar
5.      Berdasarkan penggunaan dan pemanfaatannya, terdiri atas:
a.       Media by design semua media yang dirancang, dipersiapkan dan dibuat oleh pendidik untuk digunakan dalam proses pebelajaran seperti layar rotary
b.      Media by utilization, yaitu media pembelajaran yang tidak dibuat oleh pendidik
6.      Berdasarkan dimensinya, terdiri atas:
a.       Media dua dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang hanya mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Contoh: poster, bagan, dan gambar
b.      Media tiga dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang memiliki minimal tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan isi/tinggi. Contoh: model (benda yang menyerupai aslinya), realia (benda asli)
7.      Berdasarkan proyaksinya antara lain:
a.       Media proyeksi, yaitu media pembelajaran yang diproyeksikan atau dipancarkan dengan menggunakan alat proyektor sehingga gambarnya nampak pada layar. Contoh: film, film strip, slide, OHP in focus
b.      Media tidak diproyeksikan. Contohnya papan planel dan buku” (Sumiati dan Asra 2008 :160-162).
            Dari pengklasifikasian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa ciri utama media pembelajaran dapat dibagi tiga yaitu media audio atau yang dapat didengar, media visual yang dapat dilihat, dan media yang dapat bergerak.
            Sumber belajar telah banyak tersedia berupa media pembelajaran yang telah dirancang dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas pendidik adalah bagaimana memilih, memilah, dan memanfaatkannya dalam mengimplementasikan kurikulum. Namun demikian, sangat dibutuhkan upaya kreatif pendidik dalam merancang dan menciptakan inovasi media pembelajaran yang mudah ekonomis dalam untuk kepantingan pembelajaran.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar