Dalam bab terdahulu kita sudah belajar
tentang bebapa konsep tentang sistem bilangan dan cara membilang. Pada bab ini
kita akan belajar tentang permulaan aljabar, yang menggeneralisasikan ide-ide
tertentu dari skema bilangan dalam aturan baru. Kita juga akan menyelidiki
bagaimana pernyataan aljabar dapat beperan dalam dunia nyata, dan bagaimana
memanipulasi aljabar supaya dapat digunakan untuk menemukan solusi dari
masalah-masalah dunia nyata.
IDE
SUATU VARIABEL
Himpunan dan variabel adalah dua dasar
matematika. Ide himpunan telah digunakan secara eksplisit dalam matematika,
sedangkan ide variabel baru digunakan secara implisit pada beberapa penerapan,
dimana kita tidak bisa bekerja tanpa variabel ini. Sekarang saatnya membawa ide
himpunan dan variabel dari tingkat intuitif ke reflektif. Ide dari suatu variabel
adalah suatu konsep utama dalam aljabar walaupun banyak teks yang tidak
menjelaskan tentang ide tersebut.
Dalam matematika, anggota hinpunan
yang tidak spesifik dinamakan variabel. Contoh variabel yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari adalah : “bilangan”, “lingkaran”, “himpunan”. Pada
geometri, untuk membantu pemikiran, variabel dapat disimbolkan dengan gambar,
misalnya suatu lingkaran, segitiga, persegi. Bila variabel tersebut dinyatakan
menggunakan suatu bilangan, maka akan menimbulkan kebingungan, sehingga
variabel dinyatakan dengan menggunakan huruf. Kita bisa membuat pernyataan
sebagai berikut:
Jika a, b adalah sebarang
bilangan, maka
a + b = b + a
secara implisit kita mengasumsikan bahwa
“a” adalah bilangan yang sama pada
kedua sisi persamaan walaupun tidak tahu berapa bilangan tersebut. Demikian
juga “b”. Namun ini tidak dengan
sendirinya menyatakan bahwa “a” dan “b” adalah bilangan yang berbeda, karena
keduanya dapat juga menyatakan bilangan yang sama. Elemen yang dapat
menggantikan variabel disebut nilai dari variabel.
Selanjutnya kita bisa menggunakan sebagai simbol
untuk menggabungkan dua himpunan. Kita bisa menuliskan:
Jika A dan B adalah sebarang
himpunan, maka :
ALJABAR
Aljabar berhubungan dengan pernyataan
yang termasuk di dalamnya sebarang variabel. Semua variabel yang berhubungan
dengan aljabar merupakan variabel numerik yang tidak ditentukan jenis
bilangannya, kecuali jika disebutkan. Bilangan ini dapat merupakan bilangan
sebarang dari : bilangan asli, bilangan bulat, bilangan pecahan, bilangan
rasional atau bilangan real. Ini merupakan bentuk pertama aljabar yang telah
dikembangkan, dan masih mungkin digunakan secara luas, sehingga dengan
sendirinya, aljabar biasa diartikan sebagai aljabar variabel numerik.
Pertama, huruf yang menggambarkan
variabel dan angka yang menggambarkan variabel dan angka yang menggambarkan
bilangan tertentu, secara bebas dapat digabung dengan menggunakan operasi yang
sama dan tanda relasinya untuk keduanya. Contoh:
Kita menulis 7
+ 7 + 7
Dan a + a
+ a + a
Juga 7
× (4 + a) = 28 + (7 × a)
Catatan : pada persamaan yang terakhir kita bisa
menggunakan sifat distributif untuk menyelesaikan penghitungan 7 × 4. Tetapi
kita tidak dapat menghitung 7 × a
karena kita tidak tahu berapa bilangan a.
Bila operasi tambah
dan kali digabung, maka operasi kali dihitung lebih dahulu sebelum jumlah. Kita
juga bisa meninggalkan kurung dalam banyak kasus.
Contoh : a + b
× c artinya a +
(b × c)
bukan
(a + b) × c
kedua, untuk hasil kali perkalian dua variabel,
tanda kali dapat dihilangkan.
Contoh : b x c bisa
ditulis bc
2 x b bisa
ditulis 2b
tetapi 2 x 7 tentu tidak bisa ditulis
27, ini artinya 2 puluhan dan 7 satuan. Jadi a + (b
× c) biasanya ditulis a + bc.
Dalam hal ini bc bukan berarti “b
puluhan dan c satuan”. Ketelitian
diperlukan jika dua notasi digabung.
Contoh : 7 (4 + a)
Sama dengan 28 + 7a
Dan bukan 74 + 7a
Hal ini membantu pada awalnya sampai arti dari
notasi dibentuk secara bagus.
Contoh :
bc sebagai b
kali c
7 (4 + a) sebagai 7
kali (4 ditambah a)
Hal itu dapat digunakan untuk mengingat bahwa :
a + bc artinya a +
(bc)
bukan
(a
+ c) c
NOTASI
INDEKS
Perkalian dengan
dirinya sendiri ditulis lebih singkat dengan menggunakan notasi indeks.
a × a tidak
ditulis aa tapi
a × a × a ditulis
a × a × a
× a ditulis , dan seterusnya
dibaca ‘a
pangkat empat’. Sedangkan biasanya dibaca
‘a kuadrat’ karena merupakan luas
dari persegi yang sisinya a satuan.
Dengan alasan yang sama dibaca ‘a kubik’ , tapi konsisten bila dibaca ‘a pangkat dua’, dan ‘a pangkat tiga’. Pada , 3 disebut indeks dan a disebut bilangan dasar.
Metode untuk
menyederhanakan hasil perkalian berbagai macam pangkat dengan bilangan dasar
sama, dapat dikembangkan sebagai berikut:
=
Dengan cara yang
sama
=
Secara umum
PERHITUNGAN
DALAM ALJABAR
Untuk
mengerjakan dalam model aritmatika, kita harus belajar mengerjakan perhitungan
bilangan misalnya 17 + 44, 51 × 65, 8 × 3. Semua perhitungan dalam aljabar
dibentuk dari lima sistem bilangan. Karena sifat ini berlaku untuk bilangan
asli, bilangan bulat, bilangan pecahan, bilangan rasional, dan bilangan real,
maka metode aljabar ini berlaku untuk semuanya. Kelima sifat itu adalah :
a + b
= b +
a sifat
komutatif terhadap penjumlahan
( a + b ) + c = a + ( b + c ) sifat
asosiatif terhadap penjumlahan
ab =
ba sifat komutatif pada perkalian
(ab)c =
a(bc) sifat asosiatif pada perkalian
a ( b + c ) =
ab + ac sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan
Sifat distributif digunakan untuk menyerdehanakan
5a + 3a, yaitu:
5a + 3a = (5+3)a = 8a
Catatan bahwa kita telah menggunakan sifat
distributif dari bentuk ba + ca = (b+c)a. Hal ini benar karena (b+c)a = a (b+c)
Secara implisit sifat asosiatif digunakan juga
pada panjumlahan. Cara menyelesaikan agak berbeda dengancara apabila kita
jumlahkan dari belakang lebih dahulu. Berikut ini kita gunakan sifat
distributif dari depan kemudian dari belakang.
Contoh : untuk menyederhanakan
3(2a+5b)+6(4a+7b)
= 3 × 2a +
3 × 5b + 6 × 4a + 6 × 7b
=
6a + 15b + 24a + 42b
=
6a + 24a + 15b + 42b
=
30a + 57b
Ketika kita mengalikan, kita menyusun dan
menghitung bilangan – bilangan secara aritmatika dan menyusun variabel
berdasarkan indeksnya.
Contoh : 5ab ×7ab
=
5 ×7 × a × a ×b × b
=
35a2b2
Kita akan tunjukkan penggunaan kelima sifat
(a + b )2 artinya (a+b)(a+b)
Anggaplah (a+b) bilangan
tunggal. Maka
(a+b) (a+b) = a(a+b) + b(a+b) sifat distributif terhadap penjumlahan
= a2 + ab + ba + b2
= a2 + ab + ab + b2 sifat
komutatif pada perkalian
=a2 + 1 x ab + 1
x ab + b2
= a2 + (1+ 1) x
ab + b2
= a2 + 2ab + b2
Hasil ini biasa juga digunakan secara terbalik
a2 + 2ab + b2
= (a+b)2
Dengan memberi nilai b = 5 diperoleh
a2 + 10a + 25
= (a+5)2
Kedua ruas menyajikan bilangan yang sama, tetapi
untuk beberapa keperluan bentuk ruas kanan lebih banyak digunakan dari pada
bentuk ruas kiri
= (a + 10a + 25)
1/2
= [(a +5)2]1/2
= a + 5
PENGABSTRAKSIAN
DAN PEMBENTUKAN
Bagian ini disebut juga model matematika
kontinu. Dibentuk dengan menggunakan bermacam – macam model matematika. Model
matematika kontinu digunakan untuk mengeksplesitkan aktivitas tertentu yang
implisit sebagai tahap permulaan untuk mengembangkan model – model aljabar
tertentu yang secara luas digunakan dalam pemecahan masalah
Contoh pertama
merupakan masalah yang sederhana yang dapat dipecahkan hampir tanpa ulasan. Hal
ini memungkinkan kita untuk memusatkan perhatian pada hubungan antara masalah
dan model matematika.
PERSAMAAN DAN PENYELESAIANNYA
Apa
yang dimaksud dengan persamaan? Persamaan merupakan bentuk khusus dari
pernyataan. Contoh –contoh sehari – hari adalah:
Hari ini adalah Jumat,
Kota dimana saya tinggal adalah Stockport,
Bilangan setelah 7 adalah 8
Dalam setiap pernyataan ini kita nyatakan bahwa apa yang kita tulis
sebelum kata “adalah” dan kata apa yang
ditulis setelah itu adalah nama yang berbeda untuk objek yang sama .
Karena
kata “is” (dalam tulisan ini kata ‘is” diterjemahkan ‘adalah’) digunakan dengan
arti lain selain di atas ( bandingkan dengan “He is running”), kita
menggantikannya dalam matematika dengan simbol nilai tunggal ”=” dibaca sama
dengan.
Beberapa pernyataan matematika :
3 + 2 = 5
7 × 4 = 28
101(basis dua) = 5(basis sepuluh)
Sebuah pernyataan matematika dan suatu persamaan
mungkin benar atau mungkin salah (dalam kehidupan sehari- hari secara parsial
benar, tetapi dalam matematika tidak
diperbolehkan). Seperti contoh di atas, suatu pernyataan dibuat seolah–olah
“ini benar bahwa”. Kadang–kadang itu tidak jelas apakah pernyataan itu dapat
dimengerti atau tidak.
Dalam kasus persamaan yang melibatkn variabel – variabel , seperti :
6x – 3 =
7 + x
Kita tidak dapat menyatakan itu benar atau salah,
karena kita tidak mengetahui nilai x.
Untuk menyelesaikan persamaan ini
berati kita mencari semua nilai x
yang membuat persamaan benar. Himpunan jawaban yang benar disebut penyelesaian dari persamaan.
Beberapa persamaan (persamaan yang
melibatkan variabel-variabel) dapat dengan mudah diselesaikan dengan pemeriksaan.
Contoh : 3 + x = 5
Kita dapat lihat bahwa persamaan itu benar bila x mempunyai nilai 2, dan salah bila x mempunyai nilai yang lain. Jadi
himpunan jawab dari persamaan ini hanya mempunyai satu anggota. Tetapi hal ini tidak selalu merupakan suatu kasus.
Contoh : (x -
1)(x - 2)(x - 3) = 0
Jika x
mempunyai nilai 1, kurung pertama (x
– 1) menjadi (1 – 1) sama dengan 0 (nol), dan jika nol dikalikan dengan
sebarang bilangan hasilnya nol; jawaban benar. Dengan cara yang sama jika
diberi nilai 2 dan -3, tetapi tidak untuk nilai x yang lain. Jadi penyelesaiannya adalah : {1, 2, -3}.
Contoh : 2 + x
= 3 + x
Pernyataan ini tidak benar untuk nilai x manapun, jadi himpunan jawaban yang
benar adalah setiap himpunan yang tidak mempunyai anggota yang kita sebut “himpunan
kosong”. Dilambangkan dengan { }.
Contoh : x2 = 4
Jika x
merupakan bilangan asli, himpunan penyelesaiannya adalah {2}, akan tetapi jika x merupakan bilangna bulat, maka
penyelesaiannya adalah {+2, -2}.
Jika persamaannya tidak mudah diselesaikan
dengan pemeriksaan, kadang-kadang diperoleh kesulitan sehingga berputar pada
menyelesaikan persamaan lain yang mempunyai himpunan yang sama. Bandingkan
kedua pernyataan ini:
Hari setelah besok
pagi = kamis
Hari ini = selasa
Bila pernyataan pertama benar, maka pernyataan
kedua juga benar.
Kita tulis:
Hari sesudah besok pagi = kamis hari ini =
selasa (mengakibatkan)
Kebalikan dari kasus ini juga benar adalah
implikasi, jika pernyataan kedua benar, maka pernyataan pertama juga benar.
Hari sesudah besok pagi = kamis hari ini = selasa. (diakibatkan oleh)
Dikombinasikan :
Hari sesudah besok pagi = kamis hari ini selasa.
Tanda baru “” dibaca “mengakibatkan dan diakibatkan oleh”.
Dalam kehidupan sehari-hari biasanya
kita menyatakan dua pernyataan yang ekuivalen atau memperoleh pernyataan lain
yang ekuivalen. Oleh karena itu persamaan dalam matematika berkembang lebih
kompleks, jadi kita membutuhkan suatu sistem. Bila kita temukan sistem itu merupakan
skema yang lain, dimana materinya akan membentuk persamaan. Persamaan ekuivalen mempunyai himpunan
kebenaran yang sama .maka proses untuk menyelesaikan persamaan ini akan
lebih mudah dengan menemukan persamaan yang ekuivalen yang lebih sederhana
Secara jelas x = 4 akan bernilai benar jika dan hanya jika x mempunyai nilai 4.
analog jika x + 1 = 5 akan benar jika dan hanya jika x mempunyai nilai 4.
Jadi
Analog
Dan berapapun n,
berlaku
Jadi pernyataan yang ekuivalen akan diperoleh jika
kita menambahkan bilangan yang sama pada kedua ruas persamaan. Dan karena
ekuivalen bekerja pada kedua ruas, persamaan yang ekuivalen juga akan sama
apabila dikurangi dengan bilangan yang sama. Denga proses yang sama dapat
dilihat juga bahwa persamaan yang ekuivalen kita peroleh dengan mengalikan atau
membagi dengan bilangan yang sama. Bentuk-bentuk yang sebelumnya juga analog
dimana “bilangan yang sama” berarti bilangan tertentu (misalnya 5, 7) atau
variabel (misalnya x, 3x).
Prinsip
umum ini dapat digunakan untuk mendapatkan persamaan ekuivalen lebih sederhana
yang merupakan pengembangan dari persamaan yang diberikan. Jika A, B, C merupakan
persamaan maka:
AB dan BC mengakibatkan AC
Oleh sifat transitif dari relasi ekuivalen
Berikut
ini adalah tipe suatu barisan yang memuat persamaan-persamaan ekuivalen,
dimulai dengan sebuah contoh:
6x – 3 = 7 + x tambahkan 3 pada kedua ruas
6x – 3 + 3= 7 + x + 3 sederhankan
6x = 10 + x krangkan
kedua ruas dengan x
5x = 10 bagi
kedua ruas dengan 5
x = 2
Himpunan penyelesaian {2}.
Persamaan yang terakhir dari urutan di atas tidak
perlu, karena dari 5x = 10 akan mendapat penyelesaian yaitu {2}. Catatan bahwa
x = 2 bukan penyelesaian, walaupun ini sering dipakai. Penyelesaian merupakan
himpunan jawaban yang benar, dan persamaan bukan himpunan tetapi suatu
pernyataan.
Sekarang
akan kita terapkan skema penyelesaian persamaan untuk menyelesaikan persamaan
pada model “paket liburan” pada bab terdahulu.
x + x + 1/2x = `120 kalikan
kedua ruas dengan 2
2x + 2x + x = 240 sderhanakan
5x = 240 bagikan
kedua ruas dengan 5
x = 48
Penyelesaian {48}
Menyusun kembali penyelesaian ke dalam masalah
yang asli, kita peroleh bahwa ongkosnya £48 untuk orang dewasa, dan £24 untuk
anak.
Secara umum :
Jawaban soal himpunan
(penyelesaian) yang benar dari persamaan.
Dalam
pemecahan masalah seperti ini, dua pekerjaan dilibatkan:
Pembentukan model matematika, dan manipulasinya
yang kadang-kadang merupakan penyelesaian persamaan. Masalah-masalah seperti
ini biasanya dikonstruksi khusus sebagai latihan untuk siswa, dan sangat sulit
bagi siswa pertama kali menciptakan sesuatu yang seluruhnya relistik. Juga
dalam mengkonstruksi model yang teratur dalam ilmu pengetahuan alam, seperti
elektronik, ruang angkasa, mesin-mesin, yang memerlukan penemuan yang terkenal.
Untuk mengakhiri bab ini, diberikan suatu contoh realistik dari bentuk di atas.
Soal : seutas kawat untuk penghantar listrik,
mempunyai hambatan (electrical resistance) sebesar 25 Ohm untuk setiap meter. Berapa
panjang kawat yang diperlukan untuk elemen sebesar 1000 Watt, jika e.m.f
(electro-motive-force) utama sebesar 240 volt?
Hubungan
antara power output e.m.f dan jumlah resisten dibangun dengan model :
Dimana W Watt adalah power output, E Volt e.m.f
utama dan R Ohm adalah resisten. W, E, R merupakan variabel bilangan.
merupakan model
umum. Pada soal ini nilai W adalah 1000 dan nilai E adalah 240. kita akan
mengetahui nilai yang berkorenpondensi dengan R.
Jadi model untuk soal ini adalah :
kalikan
kedua ruas dengan R
1000 R = 2402 bagi
kedua ruas dengan 1000
sederhanakan
R = 57,6
Penyelesaian persamaan {57,6}
Dengan
memasukkan kembali penyelesaian ini ke dalam permasalahan, bahwa total hambatan
kawat 57,6 Ohm. Jika setiap meter kawat mempunyai hambatan 25 Ohm, maka yang
diperlukan adalah 2,3 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar