PENDAHULUAN
BAB I
A.
Latar
Belakang
Pendidikan hendaknya mampu membentuk cara
berpikir dan berprilaku anak yang positif. Tatanan berpikir yang ingin di
bentuk adalah kemampuan berpikir logis, kritis, dan sistematis, sehingga dari
kemampuan berpikir ini akan mengarahkan setiap orang khususnya siswa untuk
berprilaku positif, terarah dan efektif.
Matematika
adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempunyai peranan penting dalam
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika dapat menjadikan
siswa menjadi manusia yang
dapat berfikir secara logis, kritis, rasional dan percaya diri. Oleh
karena itu kesadaran untuk mampu mengetahui dan memahami matematika bagi siswa
sangat diharapkan sudah bertumbuh sejak usia dini. Tetapi fakta menunjukkan matematika sering dianggap oleh siswa sebagai
mata pelajaran yang
sulit untuk dipahami baik teori maupun konsep-konsepnya sehingga menyebabkan
prestasi belajar matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Matematika dapat dikaji dalam tiga unsur
pokok, yaitu konsep, penalaran (proses) dan teknik (algoritma). Ketiga unsur
ini digunakan dalam memecahkan masalah yang memerlukan model matematis (Tiro,
2010). Jadi dalam melakukan pengajaran kepada siswa dari tingkat dasar sampai
tingkat menengah perlu menanamkan konsep karena hal ini yang menjadi
pengetahuan siswa dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah matematika.
Dengan konsep yang kuat maka proses (penalaran) dan teknik dalam menyelesaikan
matematika akan menjadi mudah untuk siswa.
Membentuk pemahaman yang utuh pada anak
dalam pelajaran matematika diperlukan kecintaan terlebih dahulu terhadap
matematika, oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu menciptakan “Fun
Learning” di dalam kelas. Fun learning pada matematika dapat tercipta apabila
seorang guru mampu mengajarkan konsep matematika menggunakan metode dan
tehnik-tehnik yang bervariatif sehingga tidak menoton dan membosankan bagi anak
didik.
Salah satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah adalah
bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan akan sangat membantu
dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti pada materi KPK dan FPB yang
merupakan materi yang diajarkan dari tingkat SD sampai SMP dan banyak digunakan
untuk memahami konsep matematika SMA.
Konsep faktor, kelipatan, KPK dan FPB di jenjang SD dan SMP, sering
kali disajikan sangat mendasar, namun tidak secara utuh. Sebagai contoh untuk
menentukan KPK dan FPB cendrung menggunakan salah satu cara yaitu konsep pohon
faktor (faktorisasi prima), sementara munculnya konsep ini tidak dikaji secara
utuh atau melupakan materi prasyaratnya yaitu konsep bilangan prima sehingga
metode untuk menentukan KPK dan FPB kadangkala sulit dikembangkan dan cendrung
monoton dan hanya mengikuti cara-cara yang lazim yang ada di buku cetak.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka ruang masalah pada makalah ini adalah
“Bagaimana menanamkan konsep faktor persekutuan terbesar (FPB) pada
tingkat dasar?”
C.
Tujuan
Penulisan
Pada dasarnya tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui pemahaman
tentang factor persekutuan terbesar (FPB) dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
D.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah:
1.
Dapat memberikan informasi tentang factor persekutuan terbesar (FPB)
2.
Memudahkan peserta didik menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan factor persekutuan terbesar (FPB).
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu kesulitan dalam pemahaman yang
sering terjadi dalam matematika untuk FPB adalah pengertian apa itu FPB? Untuk
materi FPB, pertama-tama diajarkan dulu mengenai pengertian faktor, serta cara
perolehannya. Setelah itu diperkenalkan tentang faktor persekutuan guna
mengetahui FPB. Setelah siswa memahami pengertian
faktor, FPB, lalu materi meningkat ke pencarian FPB dengan pohon faktor dan faktor
primanya. Selanjutnya siswa diberikan soal cerita dengan penyelesaian
menggunakan FPB.
Oleh
karena itu, mengawali pembahasan, akan dibahas beberapa konsep yang menjadi
dasar sebelum membahas tentang FPB. Materi ini menjadi prasyarat dari konsep
FPB.
1.
Faktor
Definisi:
Jika a suatu bilangan
asli dan b suatu bilangan bulat, maka a membagi habis b (dinyatakan a|b) jika
dan hanya jika ada sebuah bilangan bulat c demikian sehingga b = ac.
Jika a membagi b, maka dapat dikatakan a
pembagi b atau a factor b dan c disebut hasil bagi. (Nuryadi:2009)
Contoh:
·
6 membagi 24 atau 24
terbagi 6 karena ada bilangan c sehingga 24 = 6.c (dimana c = 4, merupakan
hasil bagi)
·
4 tidak membagi 30
karena tidak ada bilangan c, sehingga 30=4.c (tidak ada nilai c yang memenuhi.
Berdasarkan definisi, factor
artinya pembagi. Factor adalah bilangan yang dapat digunakan membagi suatu
bilangan dengan tanpa sisa, atau factor merupakan angka-angka yang dapat
membagi suatu bilangan. Untuk sederhananya factor adalah pembagi dari suatu
bilangan yaitu bilangan-bilangan yang membagi habis bilangan tersebut.
Ciri-ciri suatu bilangan habis dibagi
bilangan tertentu :
·
Suatu bilangan habis
dibagi 2 jika satuannya genap atau 0.
·
Suatu bilangan habis
dibagi 3 jika jumlah angka-angkanya yang membentuk habis dibagi 3.
·
Suatu bilangan habis
dibagi 4, jika
·
Suatu bilangan habis
dibagi 5, jika satuannya 0 dan 5.
·
Suatu bilangan habis
dibagi 6, jika habis dibagi 2 dan 3.
Contoh:
Factor dari angka 8 adalah 1, 2, 4, 8
(karena angka 8 dapat dibagi dengan angka 1, 2, 4, 8 dan hasil membagi tanpa
sisa).
2.
Faktor
Persekutuan
Persekutuan dalam
matematika berarti melibatkan lebih dari satu bilangan. Misalnya bilangan 10
dan 12, dan diantara bilangan-bilangan tersebut mungkin ada factor pembagi bilangan
yang sama.
Definisi:
Suatu bilangan bulat a disebut pembagi
bersama b dan c (b dan c bilangan bulat), jika a membagi b (a|b) dan a membagi
c (a|c) dengan a tidak sama dengan 0. Pembagi bersama disini ditingkat dasar
dan menengah dikenal factor persekutuan. (Nuryadi:2009)
Jadi factor persekutuan
adalah himpunan semua faktor-faktor yang sama dari 2 bilangan atau lebih.
Marilah kita perhatikan faktor-faktor
dari 3 dan 6 :
Faktor dari 3 adalah 1 dan 3.
Faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, dan 6.
Ternyata diantara faktor-faktor dari 3
dan 6 ada yang sama yaitu 1 dan 3.
Maka dikatakan bahwa 1 dan 3 adalah faktor-faktor persekutuan
dari 3 dan 6.
3.
Faktor
Prima
Bilangan
Prima
Dalam menyelesaikan
permasalahan FPB kita menggunakan bilangan prima seperti pohon factor, membagi
dengan bilangan prima dan mencari factor prima.
Definisi:
§ Jika
p bilangan bulat, p¹0
dan p¹1
hanya mempunyai pembagi 1 dan p, maka p disebut bilangan prima.
§ Bilangan
bulat positif p (p > 1) disebut bilangan prima jika pembaginya
hanya 1 dan p.
§
Prime: a positive integer greater than
1with exactly two positive integer divisor. (Abianto: 2007)
(Tiro: 2010) Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari
satu dan memiliki dua factor yaitu satu dan bilangan itu sendiri. Jadi dapat
disimpulkan bahwa bilangan prima adalah bilangan asli yang hanya memiliki dua
factor yaitu satu dan bilangan itu sendiri.
Berdasarkan definisi
dari bilangan prima dan factor maka dapat dikatakan faktor prima dari suatu
bilangan adalah faktor-faktor dari bilangan tersebut yang berupa bilangan
prima.
Teorema (the
fundamental theorem of arithmetic):
Setiap bilangan bulat
positif yang lebih besar atau sama dengan 2 dapat dinyatakan sebagai perkalian
satu atau lebih bilangan prima. Atau
Tiap bilangan bulat n>1 dapat dinyatakan
sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima. (Munir:2004)
Jadi tiap bilangan n (n bilangan bulat)
dapat dinyatakan sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima. Karena
factor-faktor prima itu mungkin tidak saling berbeda sehingga dapat dituliskan:
n = p1a1.
P2a2. P3a3 ........ pkak
Dengan p1, p2, ......., pk sebagai faktor-faktor prima dan a1,
a2, ......ak adalah pangkat bulat positif masing-masing untuk p1, p2, .......,
pk
Contoh:
9 = 3 x 3 (2 buah factor prima)
100 = 2 x 2 x 5 x 5 (4 faktor prima)
13 = 1 x 13 (1 faktor prima)
Berdasarkan teorema
fundamental arithmetic maka Faktorisasi Prima adalah pembentukan suatu bilangan
menjadi bentuk perkalian dimana faktornya merupakan bilangan prima atau bentuk
perkalian bilangan-bilangan prima suatu bilangan. Dalam menyelesaikan FPB
dengan menggunkan Faktorisasi prima biasa dalam bentuk pohon factor yang lebih
familiar pada anak tingkat dasar.
4.
Algoritma Pembagian
Suatu algoritma merupakan cara memperoleh
suatu hasil dengan menerapkan berkali-kali suatu operasi, sedemikian sehingga
sebuah unsur yang didapat dari satu kali menerapkan operasi itu dipakai paling
kurang satu kali dalam terapan berikutnya hingga diperoleh hasil yang
diinginkan. Algoritma ini ditingkat sekolah dikenal teorema sisa.
Teorema:
Untuk bilangan bulat sebarang a dan b dengan
a>0, ada bilangan bulat q dan r sehingga:
b = qa + r dengan 0ra dengan syarat 0<r<n
dimana bilangan r disebut sisa pembagian b
oleh a dan q disebut sisa hasil bagi b oleh a. (Nuryadi:2009)
5.
Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB)
Kita telah memahami
tentang factor dan factor persekutuan. Pengertian dari factor persekutuan
terbesar atau FPB adalah factor-faktor atau angka-angka pembagi yang paling
besar dari suatu bilangan. Factor pembagi bilangan disini berarti bilangan atau
angka-angka yang dapat membagi suatu bilangan, sesuai dengan definisi FPB
Definisi:
Factor persekutuan
terbesar (FPB) dari dua bilangan bulat positif a dan b adalah terdapat bilangan
bulat positif terbesar c demikian sehingga c|a dab c|b. Dalam hal ini kita
nyatakan FPB(a,b)=c.
Dari definisi diatas, FPB dari dua
bilangan bulat positif adalah bilangan bulat terbesar yang membagi keduanya.
(Nuryadi:2009)
Contoh:
·
FPB ( 30,40)
Factor pembagi 30: 1, 2, 3, 5, 6, 10
Factor pembagi 40: 1, 2, 4, 8, 10
Jadi FPB (30,40)=10 (10 adalah pembagi
terbesar dari 30 dan 40)
·
FPB (8,0.5) mempunyai
pembagi terbesar 6 tetapi tidak sesuai dengan definisi karena salah satu
bilangannya 0,5 bukan bilangan bulat tetapi bilangan decimal sehingga
(8.0,5) tidak termasuk FPB.
Jadi factor persekutuan
terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah factor persekutuan bilangan-bilangan
tersebut yang nilanya paling besar yang dapat membagi habis. Dalam FPB, selain
tentang factor persekutuan juga menyangkut tentang terbesar. Mengapa dalam FPB,
mencari factor persekutuan yang diambil itu yang terbesar? Apa itu yang
terbesar? Maksud dari terbesar yang dicari dalam persekutuan bilangan (dua atau
lebih bilangan) adalah factor pembagi bilangan yang terbesar. Jadi factor
persekutuan terbesar (FPB) adalah bilangan terbesar yang dapat membagi habis.
Selain menggunakan
definisi diatas dalam menyelesaikan FPB, terdapat suatu torema dengan menggunakan bilangan
prima dalam menyelesaiakn FPB.
Teorema:
Contoh: Tentukan FPB dari 90 dan 120
Berdasarkan teorema di atas, kita akan menguraikan menjadi
faktor-faktor basit (prima) dari bilangan-bilangan tersebut.
Misalkan a = 90 à 90 = (2) (32) (5) (70)
b = 120 à 120 = (23)(31)(5)(70)
maka FPB = (a,b) =
2min(1,3)
3min(2,0) 5min(1,1) 7min(0,1) = (21)(31)(51)(70)
= 30
Jadi teorema ini digunakan dalam menyelesaikan FPB dengan jika bilangan tersebut memiliki pangkat yang
berbeda, ambillah bilangan prima dengan pangkat yang terendah.
1.
Metode
dalam menyelesaikan FPB
Ada beberapa
cara/metode untuk menemukan factor persekutuan terbesar. Berikut beberapa
cara/metode menyelesaikan FPB:
a. Faktorisasi
bilangan prima
1. Pohon
faktor
Contoh:
Carilah FPB dari 12 dan 16
Langkah-langkah
menggunakan pohon factor:
ü Buatlah pohon faktor dari kedua bilangan yang dicari
FPB-nya.
ü Tulis faktorisasi primanya.
ü Pilihlah bilangan pokok yang sama pada kedua
faktorisasi prima.
ü Jika bilangan tersebut memiliki pangkat yang
berbeda, ambillah bilangan prima dengan pangkat yang terendah.
12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3
16 = 2 x 2 x 2 x 2 = 24
FPBnya cari yang sama dan pangkat
terkecil yaitu 22 = 4, jadi FPBnya = 4
1. Mencari
factor prima
Untuk menggunakan
metode ini, pertama-tama, mencari dulu factor-faktor prima dari masing-masing
bilangan. Metode mencari bilangan prima sama halnya dalam pohon factor (faktorisasi
bilangan prima)
Contoh:
24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
60 = 2 x 2 x 3 x 5 = 22 x 3 x
Lalu kita cari factor prima persekutuan
dari kedua bilangan tersebut. factor prima persekutuannya adalah 22
x 3 = 2 x 2 x 3. Factor persekutuan terbesar (FPB) dari 24 dan 60 adalah hasil
kali perkalian dari factor prima persekutuan, yaitu 2 x 2 x 3 = 12.
2. Pembagian
dengan bilangan prima
Untuk
metode pembagian dengan bilangan prima, pertama-tama bagilah kedua bilangan
dengan bilangan prima terkecil yang dapat membagi keduanya. Bilangan prima
terkecil yang dapat membagi 24 dan 60 adalah 2.
2
24 60
12 30
Lanjutkan
dengan langkah-langkah yang sama sampai tidak ada lagi bilangan prima yang
dapat membagi bilangan yang ada di sebelah kanan.
a. Algoritma
Euclid
Algoritma Euclid ini
mencari FPB dengan cara melakukan pembagian berulang-ulang dimulai dari kedua
bilangan yang hendak kita cari FPBnya sampai kita mendapatkan sisa 0 dari hasil
pembagian. Algoritma Euclid adalah penerapan algoritma berkali-kali sampai
menghasilkan sisa yang sama dengan nol.
Teorema:
Diberikan bilangan
bulat b dan c dengan c>0. Dengan algoritma pembagian maka diperoleh
persamaan-persamaan:
b = cq1 + r10r1
< c
c = r1q2
+ r20r2 < r1
r1 = r2q3
+ r30r3 < r2
.
.
.
rj-2 = rj-1+rj0 rj<rj-1
rj-1 = rjqj+1
FPB b dan c yaitu (b,c)
adalaj rj yang merupakan sisa tak nol pada langkah ke-j dalam proses
pembagian diatas.
Jadi, menurut
Algoritma Euclides, jika
a dan b bilangan-bilangan bulat
positip dengan a ≥ b , dan r adalah sisa
jika a dibagi oleh b, maka
FPB (a, b) = FPB
(b, r). (Nuryadi:2009)
Langkah-langkah algoritma Euclid:
-
Bagilah bilangan yang
lebih besar dengan bilangan yang lebih kecil
-
Lalu bagilah bilangan
yang lebih kecil dengan sisa pembagian sebelumnya
-
Lakukan terus berulang
kali sampai mendapatkan sisa 0
-
Bilangan terakhir yang
kita gunakan untuk membagi adalah FPBnya.
Contoh:
Cari FPB dari 40 dan 64
·
64 ÷ 40 = 1 sisa 24
·
40 ÷ 24 = 1 sisa 16
·
24 ÷ 16 = 1 sisa 8
·
16 ÷ 8 = 2 sisa 0
Jadi kita berhenti di
sini karena kita sudah mendapat sisa 0. Bilangan terkahir yang kita gunakan
untuk membagi adalah 8, jadi FPB dari 40 dan 64 adalah 8.
Algoritma Euclid dapat
mencari FPB dua bilangan untuk bilangan yang besar yang sulit dilakukan jika
menggunakan faktorisasi prima. Dengan metode algoritma Euclid dalam menemukan
FPB menjadi mudah dan tidak rumit. Namun, metode ini mempunyai kelemahan karena
hanya dapat berlaku untuk dua bilangan saja.
b. Irisan
Himpunan
Selain berbagai metode
diatas, untuk menentukan FPB dari bilangan dapat menggunakan irisan himpunan,
biasanya di gambarkan dalam bentuk diagram venn.
Irisan atau perpotongan
pada himpunan A dan B adalah himpunan dari elemen-elemen yang dimiliki bersama
oleh A dan B, yaitu elemen-elemen yang termasuk anggota A dan juga anggota B.
Keterkaitan konsep ini
dengan konsep pembagi bersama (factor persekutuan) jika terdapat dua bilangan a
dan b (a,b bilangan bulat), serta ada L sebagai pembagi bersama untuk kedua
bilangan (L bilangan asli), maka FPB (a,b) = L
Contoh:
Tentukan FPB dari 12 dan 16
A = himpunan factor dari 12 = { 1, 2, 3,
4, 6, 12}
B = himpunan factor dari 16 = { 1, 2, 4,
8, 16} kemudian kedua himpunan diriskan diperoleh A
B = {1, 2, 4} tetapi sesuai definisi
FPB persekutuan yang terbesar sehingga yang diambil dari irisan himpunan A dan
B adalah 4. Jadi FPB dari 12 dan 16 adalah 4
Metode dengan irisan himpunan
mempunyai kelemahan karena memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah
FPB jika bilangan-bilangannya mempunyai banyak factor.
1.
Contoh
Mengenai FPB
Ø Contoh 1:
Tentukan FPB dari 24 dan 32
Dengan cara mencari factor prima
24 = 2 x 2 x 2 x 3
32 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2
Jadi FPBnya 2 x 2 x 2 = 23 =
8
Contoh
2:
Tentukan FPB dari 18, 27, dan 45
Factor prima 18: 2, 3, 6, 9, 18
Factor prima 27: 3, 9, 27
Factor prima 45: 5, 9, 45
Jadi FPBnya = 9
Ø Soal Cerita
Dalam rangka merayakan
hari ulang tahunnya, Ema membagikan 75 buku tulis dan 50 pensil kepada anak
yatim piatu. Setiap buku tulis dan pensil akan dibagikan kepada anak-anak
dengan jumlah yang sama banyak.
a. Berapa
anak yatim piatu yang bisa mendapatkan buku tulis dan pensil?
b. Berapa
buku tulis dan pensil untuk masing-masing anak?
Jawab:
Diket:
Buku tulis = 75
Pensil = 50
Dit
: Berapa anak yatim piatu yang
bias mendapatkan buku tulis dan pensil
Berapa buku tulis dan pensil
masing-masing anak?
Penyelesaian:
·
Untuk 75 buku tulis
Agar setiap anak
mendapat bagian yang sama banyak, maka buku tulis tersebut dapat dibagikan kepada
1 anak, 3 anak, 5 anak, 15 anak, 25 anak atau 75 anak.
·
Untuk 50 pensil
Agar setiap anak
mendapat bagian yang sama banyak, maka pensil tersebut dapat dibagikan kepada 1
anak, 2 anak, 5 anak, 10 anak, 25 anak atau 50 anak.
·
Jika setiap buku tulis
dan pensil dibagikan kepada anak-anak dengan jumlah sama banyak, maka buku
tulis dan pensil tersebut dapat dibagikan kepada 1 anak, 5 anak, atau 25 anak.
·
Jadi penyelesaian
masalah di atas:
Banyak anak yatim piatu
yang mendapatkan buku tulis dan pensil dengan bagian yang sama, paling banyak
25 anak
Setiap anak mendapatkan
75:25=3 buku tulis dan 50:25=2 pensil
Jika diperhatikan soal cerita diatas, 25
adalah FPB dari 75 dan 50, sehingga penyelesaian permasalahan diatas dilakukan
dengan mengunakan FPB.
Dalam
kehidupan sehari-hari bahkan dalam pembelajaran matematika mempunyai banyak
kegunaan. Pembagian rata yang dapat dilakukan secara maksimal pada sejumlah
orang merupakan salah satu terapan dari FPB. Berikut sedikit penggunaan FPB:
1.
Membuat perbandingan
seperti perbandingan hasil panen atau jumlah laki-laki dan perempuan.
Contoh: panen padi pada
tahun 2008 sebesar 54 juta ton sedangkan pada tahun 2009 sebesar 48 juta ton.
Jadi besarnya berbanding 9:8
2.
Membuat skala denah
taman, bangunan, pekaragan atau rumah
Contoh: panjang : lebar sebuah taman =
20 m : 15 m
FPB dari 20, 15 adalah 5, maka p:l =
4:3
3.
Meyederhanakan pecahan
Contoh: 17/51 = 1/3
Faktorisasi prima 17 = 17
Faktorisasi prima 51 = 17x3
Jadi FPB 17 dan 51 adalah 17
4.
Pemecahan masalah dalam
soal cerita.
Contoh:
Ibu mempunyai 72 permen dan 108 kue.
Permen dan kue akan dimasukkan dalam kantong-kantong kecil. Tiap kantong akan
berisi permen sama banyak dan kue sama banyak. Berapa banyak kantong harus
disiapkan ibu? Berapa isi tiap kantong itu?
Jawab: Faktorisasi prima 72 = 23x32
Faktorisasi prima 108 = 22x33
FPB 72, 108 = 22x32=36
Kantong yang harus disiapkan ibu
sebanyak 36 buah
Jadi permen tiap kantong = 2 dan kue =
3, sehingga tiap kantong berisi 2 permen dan 3 kue.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. FPB
bertujuan untuk pembagian rata secara maksimal dan meyederhanakan pecahan yang
merupakan penerapan FPB secara umum.
2. Factor
suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang habis untuk membagi bilangan itu.
3. Bilangan
prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari satu dan mempunyai dua factor
yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.
4. Factor
prima suatu bilangan adalah bilangan prima yang terkandung dalam factor
bilangan itu.
5. Faktorisasi
adalah bentuk perkalian bilangan-bilangan prima suatu bilangan.
6. Factor
persekutuan terbesar (FPB) adalah factor-faktor atau angka-angka pembagi yang
paling besar dari suatu bilangan atau lebih sederhana FPB adalah bilangan yang
bias membagi.
7. Ada
beberapa metode untuk menyelesaikan FPB yaitu:
- Dengan
faktorisasi prima
·
Pohon factor
·
Factor prima
·
Pembagian dengan
bilangan prima
- Algoritma
Euclid
- Irisan
himpunan
8. Aplikasi
FPB dalam sehari-hari misalnya dalam perbandingan, membuat skala denah rumah,
bangunan, skala peta dan pemecahan dalam soal cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar