Senin, 08 Februari 2016

Layanan konseling kelompok bimbingan konseleing



Ø  Kemampuan  yang harus dimiliki pemimpin
Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Masalah pribadi dibahas melalui suasana dinamika kelompok (pembimbing atau konselor).
Ø  Tugas Pemimpin Kelompok
Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Dengan kata lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
1.      Membentuk kelompok yang terdiri atas8-10 orang sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok, yaitu
a.       Terjadinya hubungan antara anggota kelompok menuju keakraban di antara mereka.
b.      Tumbuhnya tujuan bersama diantara anggota kelompok dalam suasana keakraban
c.       Berkembangnya iktikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok
d.      Terbinanya kemandirian pada setiap anggota kelompok , sehingga mereka masing-masing mampu berbicara
e.       Terbina kemandirian kelompok seingga mampu berusaha dan mampu tampil beda dari kelompok lainnya.
2.      Memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui bahasa konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Pemimpin kelompok dituntut untuk menghidupkan dinamika kelompok di antara semua peserta secara intensif yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus layanan konseling kelompok.
3.      Melakukan penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok tentang apa, mengapa, dan bagaimana layanan konseling kelompok dilaksanakan.
4.      Melakukan pentahapan kegiatan konseling kelompok.
5.      Memberikan penilaian segera hasil layanan konseling kelompok.
6.      Melakukan tindak lanjut layanan konseling kelompok.

Ø  Untuk dapat menjalankan tugas dan kewajiban profesional secara baik seperti tersebut di atas, seorang pemimpin kelompok dalam layanan konseling kelompok harus mampu:
1.      Membentuk dan mengarahkannya sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratis, konstruktif, saling mendukung dan meringankan beban, menjelaskan memberikan pencerahan, memberikan rasa nyaman, menggembrakan serta mencapai tujuan bersama kelompok.
2.      Berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas dan mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam aktivitas kelompok.
3.      Memiliki kemampuan hubungan antar personal yang hangat dan nyaman, sabar dan member kesempatan, demokratis dan kompromistik atau tidak antagonistic, dalam mengambil kesimpulan dan keputusan, tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan tidak berpura-pura, disiplin, dan kerja keras.

Ø  Tujuan Layanan Konseling Kelompok
Secara umum, berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya.
Secara khusus, tujuan layanan konseling kelompok:
a.       terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dan bersosialisasi dan berkomunikasi.
b.      terpecahnya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain yang menjadi peserta layanan.
Ø  Makna Layanan Konseling Kelompok
1.      komunikasi multiarah secara efektif dinamis dan terbuka.
2.      pemberian ransangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi.
3.      dorongan minimal untuk memantapkan respon aktivitas anggota kelompok.
4.      penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh (uswatun hasanah) untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan.
5.       pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki.
Ø  Ciri-cirinya:
1)      Sederhana,
2)      Menggembirakan
3)      Menimbulkan suasana rilek dan tidak melelahkan,
4)      Meningkatkan keakraban
5)      Diikuti oleh semua anggota kelompok.konselor atau pembimbing harus memilih jenis-jenis permainan yang relevan dengan materi pembahasan dalam kegiatan layanan (sesi konseling).
Ø  Teknik Layanan Konseling Kelompok
a.       Kunjungan rumah. Sebagaimana dalam bimbingan kelompok, kunjungan rumah dalam konseling kelompok juga bisa dilakukan untuk mendalami dan penanganan lebih lanjut masalah klien (siswa) yang dibahas dalam konseling kelompok. Untuk melakukan kunjungan runah, perlu dilakukan persiapan secara baik dengan melibatkan anggota kelompok yang masalahnya dibahas dalam konseling kelompok.
b.      alih tangan kasus. Masalah yang belum tuntas melalui layanan konseling kelompok dapat dialih tangankan (memindahkan tanggung jawab pemecahan masalah klien tertentu kepada orang lain yang dianggap lebih berwenang atau mengetahui). Alih tangan kasus ke ahli atau pihak lain yang lebih berwenang atau lebih mengetahui harus sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa dan menurut prosedur yang dapat diterima oleh siswa dan pihak yang terkait lainnya.
c.       Aplikasi instrumentasi.
1)      Pertimbangan dalam pembentukan kelompok konseling kelompok,
2)      Pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan konseling kelompok,
3)      Materi atau pokok bahasan kegiatan layanan konseling kelompok.
d.      Himpunan data. Data dalam himpunan data yang dihasilkan melalui aplikasi instrumentasi, dapat digunakan untuk merencanakan dan mengisi kegiatan layanan konseling kelompok. Penggunaan data dalam himpunan data dan hasil instrumentasi harus disertai penerapan asas-asas tertentu yang relevan, khususnya asas kerahasiaan secara ketat.
e.       Konferensi kasus. Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum kegiatan layanan konseling kelompok dimulai dan dapat juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan layanan konseling kelompok untuk peserta tertentu. Terhadap siswa yang masalahnya dikonferensi kasuskan misalnya, dapat dilakukan tindak lanjut layanan dengan menempatkan siswa tersebut ke dalam kelompok konseling kelompok tertentu sesuai dengan masalahnya. Sebaliknya untuk mendalami dan menangani lebih lanjut masalah salah seorang atau lebih anggota konseling kelompok, dapat dilakukan konferensi kasus berkenaan dengan masalah anggota kelompok dimaksud.
Ø  Teknik Umum
(Pengembangan Dinamika Kelompok
1.      Perencanaan mencakup kegiatan
a.       Membentuk kelompok. Ketentuan membentuk kelompok sama dengan bimbingan kelompok. Jumlah anggota kelompok dalam konseling kelompok anratar 8-10 orang (tidak boleh mlebihi 10 orang)
b.      Mengidentifikasi dan meyakinkan klien (siswa) tentang perlunya masalah dibawa ke dalam layanan konseling kelompok
c.       Menempatkan klien dalam kelompok
d.      Menyusun jadwal kegiatan
e.       Menetapkan fasilitas layanan
f.       Menyiapkan kelengkapan administrasi
2.      Pelaksanaan yang mencakup kegiatan
a.       Mengomunikasikan rencana layanan konseling kelompok
b.      Mengorganisasikan kegiatan layanan konseling kelompok
c.       Menyelenggarakan layanan konseling kelompok melalui tahap-tahap: 1) pembentukan, 2) peralihan, 3) kegiatan, dan 4) pengakhiran.
3.      Evaluasi yang mencakup kegiatan
a.       Menetapkan materi evaluasi
b.      Menetapkan prosedur evaluasi
c.       Menyusun instrument evaluasi
d.      Mengoptimalisasikan instrument evaluasi
e.       Mengolah hasil aplikasi instrument
4.      Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan:
a.       Menetapkan norma atau standar analisis
b.      Melakukan analisis
c.       Menafsirkan hassil analisis
5.      Tindak lanjut yan g mencakup kegiatan
a.       Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
b.      Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak terkait
c.       Melaksanakan rencana tindak lanjut
6.      Laporan yang mencakup kegiatan:
a.       Menyusun laporan layanan konseling kelompok
b.      Menyampaikan laporan kepada kepala sekolah atau madrasah dan kepada pihak-pihak lain yang terkait
c.       Mengomunikasikan laporan layanan
Teknik  
Permainan Kelompok
1.      layanan bimbingan kelompok bukan sekadar kegiatan kelompok.
2.      kegiatan bimbingan kelompok bukan berarti  membimbing kelompok , melainkan suatu layanan terhadap sejumlah klien (siswa) sebagai anggota kelompok  agar setiap klien (siswa) memperoleh manfaat tertentu.
3.      kegiatan bimbingan kelompok tidak sama dengan diskusi biasa atau rapat.
4.      Heterogenitas dalam kelompok.
5.      layanan bimbingan kelompok tidak sekadar memberikan informasi kepada anggota kelompok.

Ø  Contoh
Topik: Masalah Keluarga       
1.      Identifikasi masalah
a.       Konseli a : merasa ibunya akhir-akhir ini berubah suka sering marah-marah, padahal dulu tidak, hal ini terjadi setelah ayahnya mendapat masalah. Ia berpikir ibunya sudah tidak saying lagi dengannya, sehingga ia sulit berkonsentrasi dalam belajar.
b.      Konseli b : orangtuanya melarang pacaran karena masih kecil, padahal dia menyukai seseorang untuk dojadikan pacar.
c.       Konseli c : merasa ibunya lebih saying dengan kakanya daripada dengan dirinya, apa yang kakaknya minta selalu dituruti, sedangkan jika dia yang minta harus menunggu lama.
d.      Konseli d :orangtuanya melarang berpacaran, sehingga iri dengan teman-teman yang lain yang sudah mempunyai pacar di sekolah.
e.       Konseli e : merasa bahwa orangtuanya terlalu banyak menuntut, nilainya harus bagus semua dan harus mendapatkan peringkat di kelas. Padahal dia tidak harus bisa melakukannya, ia merasa terbebani.
2.      Masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah masalah yang di alami Konseli 1
3.      Analisis alternatif penyebab dari masalah: Sejak ayahnya mendapat masalah, sikap ibunya berubah, sering marah-marah. Dia berpikir bahwa ibunya tidak sayang lagi dengannya. Sehingga ia tidak semangat lagi belajar dan sulit berkonsentrasi dalam belajar.
4.      Rangkuman alternative pemecahan masalah:
Masukan dari Konseli lain:
-          Jangan negative thinking pada ibunya, mungkin ibunya seperti itu karena ayahnya sedang dapat masalah
-          Berpikir positif, tidak ada orangtua yang tidak sayang pada anaknya sendiri
-          Membuat orangtuanya senang dan bangga dengan membantu orangtua dirumah, belajar dengan tekun dan meraih prestasi di kelas
-          Sabar, dan berpikir positif nanti jika masalah ayah selesai semua akan kembali normal, tetap semangat.
5.      Respon/tanggapan konseli terhadap berbagai alternative:
-          Senang dan lega dengan berbagai masukan dari konseli yang lain, dan akan mencoba melakukannya.
6.      Tanggapan/respon anggota kelompok terhadap permasalahn konseli:
-          Manfaat: dengan mengikuti konseling kelompok dapat menyelesaikan masalah dengan mendapatkan masukan-masukan dari anggota kelompok yang lain
-          Kesan umum: lega dan semangat baru
·         Pesan dan harapan terhadap konseling kelompok: mengharapkan waktu yang lebih banyak lagi agar semua masalah dapat segera diselesaikan juga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar