Rabu, 10 Februari 2016

makalah Etika profesi keguruan “tugas dan kedudukan pendidik dalam konsep pendidikan islam”



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Tujuan penciptaan manusia tidak lain adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Penyembahan di sini dalam arti luas tidak hanya berpijak pada aspek ritual (mu’amalah ma’a Allah), melainkan manusia berfungsi sebagai objek sekaligus subjek dalam pendidikan baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia. Sehingga, dalam ruang lingkup eksistensi manusia dapat memberikan suatu konstribusi sesama yang merealisasikan transformasi keilmuan demi tercapainya integritas dalam fitrahnya.[1]
Pendidik diidentikan dengan gudang ilmu pengetahuan atau khazanah ilmu pengetahuan, sehingga pendidik dengan keilmuan yang dimiliki mendapatkan tempat yang terhormat di tengah masyarakat, dengan gelar yang diberikan pahlawan tanpa tanda jasa, walaupun gelar ini banyak mendapat sindiran dari berbagai unsur, namun tidak mengurangi pengabdian pendidik dalam menjalankan tugasnya.[2]
Dalam hal ini, guru/pendidik merupakan sebuah implikasi dari eksistensi manusia di dunia. Dalam arti, manusia sebagai makhluk berakal yang wajib mengemban amanah sebagai subjek sekaligus objek dalam pendidikan. Sehingga, peran pendidik sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan pada suatu nilai-nilai atau norma-norma yang mengimplementasikan pada kemaslahatan bersama.[3] Oleh sebab itu, untuk kali ini penyusun akan mencoba memaparkan, menjelaskan, serta menyajikan hasil diskusi kami yang berjudul “Tugas dan Kedudukan Pendidik Dalam Konsep Pendidikan Islam”.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Apa tugas pendidik dalam konsep pendidikan islam?
2.        Bagaimana kedudukan pendidik dalam konsep pendidikan islam?
C.     Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Untuk mengetahui tugas pendidik dalam pendidikan islam
2.         Untuk mengetahui kedudukan pendidik dalam islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Tugas Pendidik Dalam Konsep Pendidikan Islam
Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah semua pihak yang  berusaha memperbaiki orang lain secara Islami. Mereka ini bisa orang tua (ayah-ibu), paman, kakak, tetangga, tokoh agama, tokoh  masyarakat, dan masyarakat luas. Khusus orang tua, Islam memberikan  perhatian penting terhadap keduanya sebagai pendidik pertama dan  utama bagi anak-anaknya, serta sebagai peletak fondasi yang kokoh bagi pendidikan anak-anaknya di masa depan.[4]
Para ahli pendidik islam sepakat bahwa tugas guru ialah mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat luas. Mendidik sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian dalam bentuk memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan , dan lain-lain.[5]
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian. Sebab orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui pendidikan tertentu.[6]
Ag. Soejono dalam Ahmad Tafsir (1992), merinci tugas pendidik (termasuk guru) sebagai berikut :
1.      Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, angket dan sebagainya.
2.      Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
3.      Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat.
4.      Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik
5.      Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya.[7]
Tugas pendidik yaitu membimbing si terdidik dan menciptakan situasi untuk pendidikan. Guru sebagai pendidik memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar yang mengharuskan paling tidak memiliki tiga kualifikasi dasar yaitu menguasai materi, antusiasme, dan kasih saying (loving) dalam mengajar dan mendidik. Seorang guru harus mengajar hanya berlandaskan cinta kepada sesama umat manusia tanpa memandang status sosial ekonomi, agama, kebangsaan, dan lain-lain sebagainya. Misi utama guru mempersiapkan anak didik sebagai individu yang bertanggung jawab dan mandiri, bukan menjadikannya manja dan menjadi beban masyarakat. Proses pencerdasan harus berangkat dari pandangan filosofis guru, bahwa anak didik adalah individu yang memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan.[8]
Tugas guru meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.[9]
S. Nasution menjadikan tugas guru menjadi tiga bagian berikut:
1. sebagai orang yang mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan tugasnya ini maka guru harus memiliki pengetahaun yang mendalam tentang bahan yang akan diajarkan. Sebagai tindak lanjutnya dari tugas ini maka seorang guru tidak boleh berhenti belajar, kerena pengetahuan yang akan dibe­rikan kepada anak didiknya terlebih dahulu harus dia pelajari.
2. guru sebagai model yaitu dalam bidang studi yang diajarkan­nya merupakan sesuatu yang berguna dan dipraktekkan dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga guru menjadi model atau contoh nyata dari yang dikehendaki oleh mata pelajaran tersebut.
3. guru yang menjadi model sebagai pribadi, ia berdisiplin, cermat berfikir, mencintai pelajarannya, atau yang menghidupkan idealisme dan luas dalam pandangannya (wacananya).[10]
Dalam pendidikan islam, pendidik memiliki arti dan peranan yang sangat penting. Hal ini disebabkan ia memiliki tanggung jawab dan menentukan arah pendidikan. Itulah sebabnya islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan berprofesi sebagai guru atau pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi dari seorang islam lainnya yang tidak berilmu pengetahuan dan bukan pendidik.[11]
Allah Swt. Berfirman: “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al-mujadilah.(58): 11).
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya  Allah Yang Maha Esa , para malaikat-Nya, penghuni-penghuni langit-Nya, termasuk semut dalam lubangnya dan ikan-ikan di dalam laut akan mendoakan keselamatan bagi orang-orang yang mengajar manusia kepada kebaikan” (HR. Tarmizi).
Agar guru sebagai pendidik berhasil dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya, Allah Swt. memberi petunjuk sebagaimana firman-Nya :
“Hai orang yang berselimut:  “bangkitlah, dan beri peringatan, Tuhanmu agungkanlah pakaianmu, bersihkan, tinggalkan perbuatan dosa, jangan menuntut imbalan (materi) yang berlebih-lebihan, dan terhadap ketentuan Tuhanmu terimalah dengan sabar”. (QS. Al-Muddatsir, (74) : 1-7).
Orang yang berilmu memiliki peranan yang mulia, keutamaan yang agung, dan kedudukan yang tinggi. Karena itu, para pendidik sebaiknya menyadari makna tersebut dan meletakkannya dipelupuk mata dan lubuk hati mereka. Sebab apa yang mereka persembahkan dijalan ilmu akan meninggikan pamor mereka, dan manfaatnya akan kembali kepada diri dan umat mereka. Oleh karena itu, tidak mengherankan, bila dokumen-dokumen syariat, pernyataan salaf dan kata-kata para ahli hikmah banyak mengungkapkan keutamaan ilmu, para penyandang ilmu dan penyebarannya di tengah-tengah manusia.[12]
Allah berfirman:
“Katakanlah samakah antara orang yang mengetahui (berilmu) dan orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu). Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang dapat menerima Alquran”. (QS. Al-Zumar (39): 9).
Selanjutnya Allah berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hambanya adalah ulama (orang) berilmu pengetahuan”. (QS. Al-Fathir (35): 28).
Ibnu Abbas berkomentar, “Ulama itu seratus derajat diatas kaum beriman, jarak antara dua derajat itu adalah seratus tahun (perjalanan). Karena itu alangkah mulianya profesi mengajar itu, dan alangkah agungnya kemuliaan dan urgensinya.[13]
Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd dalam Ahmad Syaibu, (2002) mengemukakan sejumlah tugas yang menjadi tanggung jawab yang harus diemban oleh seorang guru, sebagai berikut.


1.      Senantiasa bertakwa dalam setiap keadaan;
2.      Akrab dengan Alquran dan membacanya dengan perenungan (tadabbur) dan kontemplasi (Ta’aqquf);
3.      Senantiasa berdzikir;
4.      Senantiasa menambah ilmu pengetahuan dan berdo’a (Ya Allah tambahkanlah ilmu kepadaku);
5.      Ikhlas;
6.      Keteladanan;
7.      Melaksanakan amanah ilmiah;
8.      Menghormati ulama;
9.      Menjauhi tempat-tempat yang meragukan;
10.  Memenuhi hak teman-teman;
11.  Saling tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa;
12.  Memiliki visi memperbaiki kualitas diri;
13.  Berbudi pekerti mulia (ber akhlaq al-karimah);
14.  Tawadhu;
15.  Dermawan;
16.  Menjauhi sifat dengki;
17.  Sederhana dalam berpakaian;
18.  Sederhana dalam bercanda;
19.  Introspeksi diri;
20.  Lapang dada dan tabah hati;
21.  Memelihara waktu;
22.  Baik dalam ucapan;
23.  Mendengarkan orang yang berbicara dan menyimak orang yang bertanya;
24.  Melatih anak didik tentang cara-cara berbicara dan adab-adabnya;
25.  Lancar dalam pembicaraan dan sedang dalam berbicara, tidak terlalu lemah;
26.  Tidak menyempitkan anak didik dalam pertanyaan;
27.  Menjaga pelajaran dari kegaduhan dan menjauhkannya dari kata-kata kotor;
28.  Tidak berbicara tentang diri pribadi kecuali diperlukan;
29.  Tidak membebani anak didik dan rekan-rekan dengan duka dan kesalahan yang diperbuatnya sendiri;
30.  Tidak meladeni orang-orang bodoh;
31.  Menghindari penghargaan kecuali dari Allah;
32.  Tidak banyak mengeluh;
33.  Tinggi kemauan dan berjiwa besar;
34.  Memelihara nasehat;
35.  Tegas tanpa harus menzhalimi;
36.  Kelemah lembutan tanpa harus lemah;
37.  Mendidik anak pada sifat kesempurnaan;
38.  Mendidik anak agar bangga dengan agamanya (islam);
39.  Mendidik anak agar menjauhi taklid buta;
40.  Mendidik anak agar sehat berpikir dan memutuskan segala sesuatu;
41.  Memperhatikan segala potensi dan bakat anak;
42.  Mengatasi penyimpangan;
43.   Adil di antara anak didik;
44.  Mencintai anak didik;
45.  Memelihara etika di negeri asing (di perantauan); dan
46.  Jangan lupa anak didik anda setelah tamat (lulus).[14]

Demikianlah sejumlah kewajiban-kewajiban yang menjadi amanah dan tanggung jawab guru yang cukup berat tetapi maha mulia.

B.     Kedudukan Pendidik Dalam Konsep Pendidikan Islam
Pendidik adalah bapak rohani bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam, dalam beberapa hadist disebutkan:
”Jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau pecinta, dan   
  janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak.”
Dalam hadis NABI SAW. Yaitu,
“Tinta seorang ilmuwan (yang menjadi guru) lebih berharga ketimbang darah   
   para syuhada”.[15]
Al-Ghazali menukil beberapa hadis Nabi tentang keutamaan seorang pendidik. Ia berkesimpulan bahwa  pendidik disebut sebagai orang-orang besar (great individual) yang aktivitasnya  lebih baik daripada ibadah setahun (perhatikan qs.at-Taubah :122).[16]

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya :
1.      Tugas pendidik dalam konsep pendidikan islam adalah sebagai berikut:
a.       Guru hendaknya mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkanya dari keburukan, dan menjaganya agar tetap berada pada fithrahnya.
b.      Guru hendaknya menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupannya.
2.      Kedudukan pendidik dalam konsep pendidikan islam adalah bapak rohani (spritual father) bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan dalam akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu pendidik mempunyai kedudukan yang tinggi dalam islam. Islam sangat menempatkan pendidik dalam tingkatan yang sangat tinggi, karena tidak akan ada Ustadz, presiden, profesor, dokter, polisi, dan lain sebagainya, jika tidak diawali dari bantuan seorang pendidik yang dengan tujuannya untuk menajadikan insan kamil yang bahagia di dunia dan akhirat. Kita semua bisa menjadi pendidik, jika kita mampu menjadi orang yang dewasa, dalam arti bisa bertanggung jawab terhadap amanat yang di berikan Allah SWT kepada kita sebagai khalifah dimuka bumi.
B.     Saran
Kami sebagai penyusun pertama-tama mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih belum mencapai kesempurnaan. Meskipun demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan gambaran atau tambahan ilmu bagi para pembaca. Oleh karena itu, untuk penyempurnaan makalah ini kami tunggu kritik dan sarannya dari para pembaca.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar