Rabu, 10 Februari 2016

Makalah workshop alat peraga Senja(segitiga dan jajargenjang)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Matematika sebagai study objek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) yang  oleh Pieget, diklasifikasikan masih dalam tahap berfikir operasi kongkret.Siswa SD masih belum mampu berfikir formal karena orientasinya masih terkait dengan benda-benda kongkret. Ini bukan berarti bahwa matmatika tidak mungkin dapat diajarkan di SD, bahkan Doman(1985) mengatakan pada hakekatnya matematika lebih baik diajarkan sejak usia balita.
      Siswa harus dipandang bukan sekedar objek pendidikan tetapi juga sebagai subjek pendidikan. Keanekaragaman kemampuan siswa juga perbedaan minat mempersulit penyampaian matematika sebab matematika yang universal itu bersifat abstrak dan formal terlepas dari obyek konkret walaupun inspirasinya dapat berasal daridunia nyata. Padahal matematika merupakan alat utama untuk memberikan cara berfikir. Matematika merupakan alat utama untuk menyusun pemikiran yang jelas, tepat, teliti, dan taat azaz.walaupun tidak semua siswa SD harus berkemampuan akademik untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi , cara berfikir seperti yang dikemukakan itu penting dimiliki siswa.
      Tidaklah mengherankan bila seseorang akan terasa bahwa mengajar matematika itu merupakan tugas yang menakutkan , sebab amat sulit menanamkan pengertian-pengertian yang abstrak dan formal itu kepada siswa.
      Dalam pembelajaran matematika SD, agar bahan pengajaran yang disampaikan menjadi mudah dan dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu yang disebut dengan media pembelajaran. Media ialah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasekan dan atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan untuk dapat terlibat lansung dengan pembelajaran matematika. 
Sebagai masukan instrumental untuk membantu siswa dalam memahami pengembangan konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika yang bersifat abstrak, maka dalam proses pembelajaran matematika diperlukan bantuan penyajian materi yang berupa benda konkret, dimana benda ini dapat kita sebut sebagai alat peraga. Alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting dalam memahami konsep matematika
Dalam proses pembelajaran matematika khususnya konsep luas bangun datar khususnya luas segitiga dan luas jajargenjang masih banyak diantara siswa sekolah dasar kelas IV yang masih bingung dan belum paham mengenai konsep itu. Baik itu dari segi pemahaman terhadap luas bangun datar segitiga ataupun jajargenjang danproses pemecahan masalahnya yang berkaitan dengan operasi penjumlahan, perkalian dan pembagian. Dimana siswa selalu mengalami masalah dalam melakukan operasi penjumlahan, perkalian dan pembagian. Dilain sisi siswa selalu dituntut untuk memecahkan masalah secara tepat dan cepat. Oleh Karena itu, kami terinspirasi dari masalah tersebut untuk mendesign sebuah solusi konkret untuk membantu siswa dalam menentukan dan memahami konsep luas bangun datar khususnya luas segitiga dan luas jajargenjang dengan pendekatan luas persegi panjang.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu “ Apakah  alat peraga dapat memudahkan siswa dalam menentukan  luas bangun datar segitiga dan luas jajargenjang dengan pendekatan persegi panjang ?”
C.    Tujuan Penulisan 
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini  adalah untuk mengetahui bahwa alat peraga dapat memudahkan siswa dalam menentukan  luas bangun datar segitiga dan luas jajargenjang dengan pendekatan persegi panjang.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Alat Peraga
1.      Pengertian Alat Peraga
             Alat peraga merupakan salah satu komponen yang menentukan efektivitas pembelajaran. Alat peraga merubah materi yang abstrak menjadi konkret dan realistic. Banyak ahli yang telah mendefinisikan alat peraga:
Alat peraga merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media perlu dipahami lebih dahulu sebelum dibahas mengenai pengertian alat peraga lebih lanjut. Media pengajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar, dapat berwujud perangkat lunak, maupun perangkat keras. Berdasarkan fungsinya media pengajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana. Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Elly Estiningsih, 1994).
Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (Djoko Iswadji, 2003:1). Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Sebagai contoh, benda-benda konkret di sekitar siswa seperti buah-buahan, pensil, buku, dan sebagainya. Dengan benda-benda tersebut siswa dapat membilang banyaknya anggota dari kumpulan suatu benda sampai menemukan bilangan yang sesuai pada akhir membilang. Contoh lainnya, model-model bangun datar, bangun ruang dan sebagainya. Dari segi pengadaannya alat peraga dapat dikelompokan sebagai alat peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik.
Memperhatikan pengertian-pengertian alat peraga diatas maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah alat bantu pengajaran yang digunakan oleh guru dalam menerangkan materi pelajaran dan berkomunikasi dengan siswa, sehingga mudah memberi peringatan (Penguatan) kepada siswa tentang konsep materi yang diajarkan serta dapat menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika diperlukan teknik yang tepat, yaitu dengan mempertimbangkan waktu penggunaan dan tujuan yang akan dicapai.
2.      Fungsi Penggunaan Alat Peraga
Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah teknik penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu perlu dipertimbangkan kapan digunakan dan jenis alat peraga mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dalam memilih dan menggunakan alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, maka perlu diketahui fungsi alat peraga.
Menurut Pujiati (2004:4), secara umum fungsi alat peraga adalah :
a.       Sebagai media dalam menanamkan konsep matematika.
b.      Sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep.
c.       Sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep matematika dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
Menurut Ruseffendi (1997:227-228) ada beberapa fungsi penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Dengan adanya alat peraga, siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Siswa senang, terangsang, kemudian tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
b.      Dengan disajikan konsep absrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.
c.       Siswa akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.
d.      Konsep-konsep abstrak yang disajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan obyek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
Secara umum fungsi alat peraga adalah:
1.  sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika
2.  sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep
3. sebagai media untuk menunjukan hubungan antara konsep matematika dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
3.   Alat Peraga Matematika
Pada dasarnya individual manusia berbeda-beda, demikian pula dalam memahamii konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda. Siswa sekolah dasar belajar melalui dunia nyata dan memanipulasi benda nyata sebagai perantaranya. Bahkan orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi.
Konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahaminya itu akan mengendap lama bila belajar melalui berbuat dalam pengertian tidak sekedar hafalan atau mengingat-ingat fakta, tentu akan mudah lupa dan sulit untuk dipahami. Menurut Ruseffendi (1990:139): “Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya mengerti”.
Pembelajaran matematika merupakan objek mata pelajaran yang dapat menggunakan beberapa macam pendekatan diantaranya, pendekatan konsep, keterampilan proses, pemecahan masalah, deduktif dan lain-lain. Keterampilan proses “Menekankan pada keterampilan berpikir”. (Dahar, 1985:65) keterampilan dapat dikembangkan pada diri siswa bila diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan keterampilan berpikirnya. Dengan dikembangkannya pendidikan keterampilan proses, pembelajaran difokuskan pada keterampilan intelektual. Siswa akan terlibat aktif, baik mental amupun motoriknya.
Adanya alat peraga dalam pembelajaran sebagai alat bantu belajar memberikan peluang keterlibatan siswa secara aktif. Alat peraga khususnya dalam pembelajaran matematika mempunyai peranan cukup besar baik bagi guru maupun siswa. Dengan alat peraga memberikan realitas dalam mengajar, sehingga lebih terwujud, lebih terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan pentingnya alat peraga dalam pembelajaran matematika, maka diharapkan guru menggunakan alat peraga untuk membantu pada penjelasan konsep-konsep tertentu. Dalam pelaksanaan dikelas, seorang guru harus mampu menciptakan atau membuat dan menggunakannya dalam pembelajaran. Sehingga akan membantu meningkatkan prestasi siswa.
   B.     Luas  segitiga dan jajargenjang
     1.      Luas  segitiga
Segitiga adalah bangun datar dengan 3 buah sisi dan 3 buah sudut. segitiga dibedakan jenisnya menurut panjang sisi-sisinya.Mari kita perhatikan jenis-jenis segitiga di bawah ini. 

Garis Tinggi Segitiga
Garis tinggi adalah garis yang ditarik dari salah satu titik sudut dan tegak lurus dengan sisi di depannya. Karena segitiga memiliki tiga buah titik sudut, maka setiap segitiga memiliki tiga buah garis tinggi.
Alas Segitiga
Setiap sisi segitiga dapat dipandang sebagai alas sebuah segitiga.
Perhatikan gambar berikut :

Sisi AB disebut juga sebagai sisi c, karena letaknya di depan sudut C. Demikian juga sisi BC danAC disebut juga sebagai sisi a dan sisi b. Garis tinggi yang dibuat dari titik sudut C disebut tc, karena tegak lurus dengan alas atau sisi c atau AB. Demikian pula dengan garis tinggi yang dibuat dati titik sudut B dan A disebut tb dan ta.
Luas segitiga adalah setengah hasil kali panjang alas dan tingginya
Keterangan :
a = alas
b = tinggi 

» Contoh Soal dan Pembahasan Luas Segitiga
soal ..
Hitunglah luas daerah masing-masing segitiga pada gambar di bawah ini.
 
(i) Luas segitiga ABC dapat dicari dengan persamaan:
L.ΔABC = ½ x alas x tinggi
L.ΔABC = ½ x AB x BC
L.ΔABC = ½ x 8 cm x 6 cm
L.ΔABC = 24 cm2
(ii) Luas segitiga DEF dapat dicari dengan persamaan:
L.ΔDEF = ½ x alas x tinggi
L.ΔDEF = ½ x 12 cm x 6 cm
L.ΔDEF = 36 cm2
(iii) Luas segitiga PQR dapat dicari dengan persamaan:
LΔPQR = ½ x alas x tinggi
LΔPQR = ½ x 16 cm x 4 cm
LΔPQR = 32 cm2
(iv) Luas segitiga STU dapat dicari dengan persamaan:
L.ΔSTU = ½ x alas x tinggi
L.ΔSTU = ½ x ST x RU
L.ΔSTU = ½ x 5 cm x 4 cm
L.ΔSTU = 10 cm2

  
  2.      Luas jajar genjang



 Jajargenjang dengan alas a  dan tinggi t  






Jajargenjang atau disebut juga dengan Jajarangenjang adalah sebuah bangun datar dua dimensi yang terbentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Jajar genjang dengan empat rusuk yang sama panjang disebut belah ketupat.
Rumus Luas Jajargenjang
 
Contoh Soalnya Sebagai Berikut:
1) Pada sebuah jajargenjang diketahui panjang alas jajargenjang tersebut 5cm dan tingginya 2cm, tentukan luas jajargenjang tersebut
:
Diketahui     :
                     a  = 5cm
                     t   = 2cm
Ditanyakan   :  L = ....?
      Jawab     :
                        L = a x t
                
        L = 5cm x 2cm
                
       L= 10 cm2
                   

Jadi, luas jajargenjang tersebut adalah L = 10 cm 


Soal 2
Perhatikan gambar berikut.

 Pertanyaan:
a.       Hitunglah luas jajargenjang KLMN.
b.      Tentukan panjang NP.
Penyelesaian:
a. Untuk mencari luas jajargenjang KLMN gunakan persamaan
Luas = alas x tinggi
Luas = LM x NQ
Luas = 16 cm x 18 cm
Luas = 288 cm2

b. Untuk mencari panjang NP kita gunakan rumus mencari luas jajar genjang yaitu
Luas = alas x tinggi
Luas = KL x NP
288 cm2 = 28 cm x NP
NP = 288 cm2/28 cm
NP = 8,14 cm

 C.    Desain pembelajaran matematika
Desain bermakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan (Gagnon dan Collay, 2001). Selain itu, kata desain juga dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematika yang dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan (Smith dan Ragan, 1993, p. 4). Sedangkan desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembalajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang (Reigeluth, 1983). Desain pembelajaran juga diartikan sebagai proses merumuskan tujuan, strategi, teknik, dan media.
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogois dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar tersembunyi dan hanya berupa asumsi Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada psikologi kognitif dan perilaku.  Namun istilah ini sering dihubungkan dengan istilah yang berbeda dalam bidang lain, misalnya dengan istilah desain grafis. Walaupun desain grafis (dari perspektif kognitif) dapat memainkan peran penting dalam desain pembelajaran, namun keduanya adalah konsep yang terpisah.

1.      Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.
2.      Pendekatan pembelajaran dapatdiartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yangmerujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat daripendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
3.      Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik. Hamzah B. Uno (2008:45)Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Dick dan Carey (2005:7)
4.      Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.Ada beberapa macam metode pembelajaran, diantaranya:
a.       Metode ceramah adalah metode belajar mengajar secara tradisional, sebab metode pembelajaran ini telah gunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif sejak dari dahulu.
b.      Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
c.       Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya
d.      Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
e.      Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
f.        Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
g.       Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat desain pembelajaran adalah sebai berikut:
-          Standar Kompetensi:
Ø  Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah
-          Kompetensi Dasar:
Ø  Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
-          Indikator:
Ø  Menemukan kembali rumus luas jajargenjang dan segitiga
Ø  Menghitung luas jajargenjang dan segitiga
-          Tujuan pembelajaran:
Peserta didik dapat:
Ø  Menemukankembali rumus luas jajargenjang dengan tepat
Ø  Menemukankembali rumus luas  segitiga dengan tepat
Ø  Menghitung luas segitiga dengan benar
Ø  Menghitung luas jajargenjang dengan benar
-          Materi:
Luas bangun datar sederhana
Ø  Luas segitiga
Ø  Luas jajargenjang
-          Sumber Pembelajaran:
Ø  Buku pelajaran Matematika SD Kelas IV
-          Kegiatan Belajar Mengajar
Ø  model pembelajaran: Langsung
Ø  pendekatan : siswa aktif
Ø  strategi Pembelajaran : Kolaborasi
Ø  metode pembelajaran : Demonstrasi, Ekspositori, dan latihan
B.     Teori Pembelejaran
Teori Bruner adalah teori belajar matematika yang mengembangkan tahapan belajar matematika anak SD berdasarkan fase perkembangan intelektual anak SD menurut Jean Piagget. Pada teori Bruner, terdapat tiga tahapan belajar, yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik. Tahap enaktif adalah tahap yang dilakukan anak untuk menggunakan atau memanipulasi objek-objek secara langsung. Tahap ikonik adalah memanipulasi dengan memakai gambarandari objek-objek. Tahap simbolik adalah tahap yang mengajak anak untuk memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek-objek. Pembelajaran adalah kegiatan guru dan siswa yang diatur secara terprogram yang bertujuan untuk membuat siswa memiliki pengalaman baru dengan cara menggunakan media serta sumber belajar yang sesuai dengan karakter siswa.
Matematika adalah ilmu mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan matematika yang dipelajari secara induktif. Luas bangun datar adalah luas daerah suatu bangun datar yang dibatasi oleh garis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan teori Bruner dalampembelajaran matematika materi luas bangun datar di kelas IV SD. Teori Bruner pada siklus pertama bertujuan untuk menerapkan tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik dalam memahami materi luas bangun datar, khususnya jajar genjang.
Penerapan teori Bruner pada siklus kedua, bertujuan untuk menerapkan tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik dalam memahami materi luas bangun datar, khususnya jajargenjang dan segitiga. Setelah kedua siklus telah terlaksana, dilakukan tes yang digunakan untuk melihat hasil pembelajaran dengan penerapan teori Bruner pada luas jajar genjang dan segitiga. Teori Bruner dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika materi luas bangun datar khusunya jajargenjang dan segitiga.


BAB III

PEMBAHASAN

A.    SENJA
Gambaran alat peraga
 

      
Alat peraga SENJA (Segitiga dan Jajargenjang) merupakan suatu alat peraga yang bertujuan untuk memudahkan siswa kelas IV dalam menentukan luas segitiga dan luas jajargenjang dengan pendekatan luas persegi panjang . Disamping itu, alat ini juga berfungsi menggerakkan pikiran-pikiran siswa melalui panca inderanya sehingga motivasi untuk menggali ilmu lebih dalam ,itu sangat tinggi. Sehingga alat ini dirancang untuk menarik minat dan perhatian siswa dalam belajar bangun datar sederhana segitiga dan jajargenjang.
Alat peraga SENJA (Segitiga dan Jajargenjang) dirancang untuk menanamkan konsep dan menemukan jawaban dari suatu pemecahan masalah (Soal) yang berkaitan dengan luas segitiga dan jajargenjang. Design alat ini dapat digambarkan seperti model papan puzzel. Adapun alat peraga ini yang terdiri dari satu buah papan yang sudah dipahat dan dua buah balok berbentuk persegi panjang , dimana bentuk balok pertama yaitu bentuk persegi panjang yang telah dipotong sehingga membentuk dua buah segitiga . Sedangkan balok persegi panjang yang kedua yaitu sebuah bentuk balok yang dibentuk jajargenjang. Lebih jauh mengenai cara penggunaanya akan dijelaskan pada poin berikutnya.
A.  Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan alat peraga SENJA adalah sebagai berikut :
-   Gergaji                                                                      
-   Meteran                                                                     
-   Amplas          
-   Pelubang kayu
-   Pensil                                                                        
-   Pisau cutter                            
-   Mistar                                                                                    
-   Pahat                         

2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat peraga SENJA adalah sebagai berikut :
-   Kayu balok
-   Cat                                                                                        
-   Spidol
-   Kuas cat

B.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pembuatan alat peraga SENJA adalah sebagai berikut :
1.      Mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2.      Potong balok kayu yang pertama dengan ukuran 22 x 18 cm
 3.      Memahat balok kayu yang menyerupai tempat puzzelpada bagian tengah dengan ukuran. 
4.      Memotong balok kayu yang kedua dan ketiga menjadi 2 buah bangun datar  persegi panjang dengan ukuran yang sama.
5. Memotong kayu balok pertama dengan memotongmenjadi dua buah segitiga siku-siku. Sedangakan balok kedua yaitu dengan memotong sedikit bagian pinggir balok persegi panjang tersebut dengan bentuk segitiga sehingga membentuk sebuah jajargenjang.



6.      Mengamplas semua sisi potongan balok dan papan,
7.      Mengecat semua balok dan papan sesuai dengan warna yang diinginkan.
8.      Memberikan sentuhan nama setra rumus pada tempat yang diinginkan.

A.     Aturan Penggunaan
Untuk pendemontrasian alat ini kita menjelaskan dengan menggunakan alat terlebih dahulu untuk pemahaman konsep dan kita memberikan contoh soal serta latihan tanpa berpatokan pada ukuran alat peraga.
1.        Luas segitiga
Kita ambil potongan persegi panjang pertama pada alat peraga dan membentuk segitiga dari potongan persegi panjang tersebut. Kemudian menjelaskan keterkaitannya dengan luas persegi panjang dengan menggunakan LKS.
2.        Luas jajargenjang
Kita ambil potongan persegi panjang kedua pada alat peraga dan membentuk jajargenjangdari potongan persegi panjang tersebut. Kemudian menjelaskan keterkaitannya dengan luas persegi panjang dengan menggunakan LKS




BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Alat peraga SENJA (Segitiga dan Jajargenjang) merupakan suatu alat peraga yang bertujuan untuk memudahkan siswa kelas IV dalam menentukan luas segitiga dan luas jajargenjang dengan pendekatan luas persegi panjang . Disamping itu, alat ini juga berfungsi menggerakkan pikiran-pikiran siswa melalui panca inderanya sehingga motivasi untuk menggali ilmu lebih dalam ,itu sangat tinggi. Sehingga alat ini dirancang untuk menarik minat dan perhatian siswa dalam belajar bangun datar sederhana segitiga dan jajargenjang.Alat peraga SENJA (Segitiga dan Jajargenjang) dirancang untuk menanamkan konsep dan menemukan jawaban dari suatu pemecahan masalah (Soal) yang berkaitan dengan luas segitiga dan jajargenjang.








 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar