Sabtu, 06 Februari 2016

Makalah: Landasan teori dan teknologi informasi dalam teknologi pembelajaran dan bergabai aplikasinya



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sebagai sebuah disiplin ilmu, Teknologi pendidikan mempunyai sejumlah persyaratan keilmuan yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi tersendiri. Dengan ketiga dasar keilmuan pada teknologi pendidikan tersebut teknologi pendidikan dapat membuktikan dirinya sebagai suatu bidang garapan khusus, yang mempunyai teknik intelektual yang unik, serta mempunyai kegunaaan dalam memecahkan masalah belajar pada diri manusia dengan segala kaitannya.
Sebagai suatu spesialisasi dari ilmu pendidikan, memamng mungkin teknologi pendidikan belum merupakan suatu disiplin ilmiah, karena masih terbatasnya teori yang dihasilkan yang mempunyai kemampuan generalisasi dan prediksi atas gejala yang diamatinya. Banyak teori-teori yang berasal dari disiplin keilmuan lain yang dipinjam dan diramu menjadi teori baru
Teknologi pendidikan merupakan bidang garapan yang tidak digarap oleh bidang atau disiplin lain. Penggarapan ditopang oleh sejumlah teori, model, konsep, dan prinsip dari bidang dan disiplin lain seperti lmu perilaku/psikologi, ilmu komunikasi, ilmu kerekayasaan, teori/konsep sistem, teknologi informasi dan lain-lain yang tidak dapat diperinci satu persatu. Penggarapan itu dilakukan dengan sistematik dan sistemik.
Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar – belajar lebih efektif, lebih efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan sebagainya. Untuk itu ada produk yang dibuat dan ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat akhir-akhir ini dan menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula tidak terbayangkan telah membalik cara berpikir kita dengan “bagaimana mengambil manfaat teknologi tersebut untuk mengatasi masalah belajar”.
Dalam makalah ini kita akan membahas landasan teori dari Teknologi pendidikan dan bagaimana dukungan bidang teknologi informasi yang kemudian dapat digabungkan menjadi suatu kebulatan tersendiri dengan pendekatan isomeristik.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Menjelaskan mengenai landasan teori dan teknologi informasi dalam Teknologi Pembelajaran
2.      Menjelaskan mengenai aplikasi teori dan teknologi dan berbagai aplikasinya

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan mengenai landasan teori dan teknologi informasi dalam teknologi pembelajaran dan menjelaskan mengenai aplikasi teori dan teknologi dan berbagai aplikasinya
BAB II
PEMBAHASAN
Secara khusus pembahasan landasan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip yang diambil dari berbagai teori, salah satunya adalah teori komunikasi. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Dewasa ini komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan seperti bidang sosial, politik, dan ekonomi, telah bersentuhan dengan teknologi. Dalam bidang sosial, teknologi telah mempercepat terjadinya komunikasi dan mampu mempererat hubungan manusia dari berbagai belahan dunia.
Kata teknologi sendiri secara harfiah berasal dari bahasa Latin ”texere” yang berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara istilah Komunikasi awalnya bersumber dari bahasa Latin communis yang artinya sama, berkembang menjadi communicatio, artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Istilah itu kemudian diadopsi dalam bahasa Inggris communication, diartikan hubungan. Selanjutnya dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah komunikasi.

Pengertian bebas dari komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan atau body language, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal sebagaimana biasa.
Menurut Laswell (1979) agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik harus memiliki komponen-komponen dan proses komunikasi berikut :
1)    Komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan.
2)    Pesan adalah isi/maksud yang akan disampaikan melalui suatu media/saluran, secara langsung  maupun tidak langsung, berupa informasi dalam bentuk bahasa atau simbol yang dipahami kedua pihak
3)    Saluran adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya
4)    Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. Komunikan menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya.
5)    Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. Komunikasi memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim
Teknologi pembelajaran memanfaatkan media komunikasi yang berbasis teknologi komunikasi yaitu radio, televisi, komputer, internet, smartphone dan sejenisnya.
Kontribusi atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajaran yaitu adanya berbagai model pembelajaran altenatif yang inovatif berbasis teknologi komunikasi untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Misalnya, penggunaan buku, film, siaran radio, siaran TV, blog, social media dan lain sebagainya. Dalam upaya pemanfaatan teknologi komunikasi untuk memperluasan dan pemerataan akses pendidikan serta untuk menunjang peningkatan kualitas preoses pembelajaran.
Teknologi komunikasi di Indonesia mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah, terbukti dengan adanya undang undang yang mengatur tentang telekomunikasi yaitu UU. No. 36 tahun 1999. Bobot misi telekomunikasi/ telematika tertuang pada pasal 3 yang berbunyi :
”Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan hubungan antar bangsa”

Dari bunyi pasal 3 di atas telekomunikasi yang merupakan bagian dari teknologi komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, karena dapat menjadi alat pemersatu bangsa dan masuk ke berbagai ranah kehidupan.  Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori dan teknologi informasi. Beberapa dari teori itu adalah :
 a.  Teori Shannon dan Weaver (1949)
Teori ini merupakan teori matematis dalam komunikasi, karena bersifat linear dengan arah yang tertentu dan tetap yaitu dari sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Salah satu unsur dalam teori ini adanya sumber gangguan (noise) yang senantiasa ada dalam setiap situasi.
 Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa, hal ini disebabkan latar belakang Shannon dan Weaver yang merupakan insinyur yang bekerja untuk laboratorium telephone Bell di Amerika Serikat. Tujuan mereka adalah untuk memastikan “the maximum efficiency” dari kabel telephone dan gelombang radio. Mereka mengembangkan sebuah model komunikasi yang ditujukan untuk membantu mengembangkan sebuah teori matematis dari komunikasi (Chandler).
Model ini terdiri dari enam elemen yaitu :
  1. Information Source adalah yang memproduksi pesan
  2. Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal
  3. Channel adalah saluran pesan
  4. Receiver adalah pihak yang menguraikan/mengkonstruksikan pesan dari sinyal
  5. Destination adalah dimana pesan sampai
  6. Noise adalah segala macam gangguan yang mempengaruhi pesan sehingga menyebabkan sinyal yang berbeda dari yang dikirimkan (sifatnya disfungsional ).
 b.  Teori Komunikasi Berlo (1960)
Teori Berlo merupakan pendekatan pembaharuan karena implikasinya dalam teknologi pendidikan menyebabkan dimasukkannnya orang dan bahan sebagai sumber yang merupakan bagian integral dari  Teknologi Pendidikan.  Isi pesan beserta struktur dan penggarapannya juga merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Segala bentuk pesan (lambang, verbal, taktil serta ujud nyata merupakan keseluruhan proses komunikasi, dan dengan demikian juga merupakan bagian dari Teknologi Pendidikan.
 c. Teori Rogers dan Kincaid (1981)
Teori ini disebut juga teori konvergensi, dimana dalam teori ini tidak membedakan antara sumber dan penerima karena peran itu dapat berlangsung secara bersamaan pada seseorang dalam suatu konteks komunikasi. Teori ini juga menegaskan bahwa komunikasi berlangsung tanpa awal dan tanpa akhir, sepanjang manusia sadar akan diri dan lingkungannya. Teori ini membawa pengaruh dalam perkembangan berbagai kecendrungan pendidikan, dan kesemuanya merupakan landasan strategi dalam perkembangan teknologi pendidikan,  diantaranya ;
  1. Pendidikan seumur hidup yang berlangsung sepanjang orang sadar akan diri dan lingkungannya.
  2. Pendidikan gerak cepat dan tepat, mengacu pada kemampuan untuk hidup di masyarakat
  3. Pendidikan yang mudah dicerna dan diresapi
  4. Pendidikan yang menarik perhatian dengan cara penyajian yang bervariasi dan merangsang sebanyak mungkin indra
  5. Pendidikan yang menyebar baik pelayanan maupun peranannya
 d. Teori  Wilbur Schramm (1977)
Salah satu unsur  yang dalam proses komunikasi yang sangat menonjol peranannnya bagi Teknologi Pendidikan adalah media. Schramm merupakan seorang ahli komunikasi yang paling vocal dalam usahanya mengaplikasikan teori, model, dan hasil penelitian tentang media ke dalam bidang pendidikan yang merupakan garapan Teknologi Pendidikan.
Hasil kesimpulan teori Schramm dalam hubungannnya dengan pendidikan yaitu :
  1. Orang dapat belajar dengan media
  2. Penentuan media yang sebaiknya merupakan resultante dari analisis tugas belajar, analisis media itu sendiri dan analisis pembedaan individu diantara para pembelajar.
  3. Sistem simbolik digital pada media sangat berguna dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar, jika dikombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir seluruh apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran.
  4. Kode iconic ( gambar, diagram, dll) sangat efektif untuk menarik minat, mengingat kembali unsur-unsur yang telah tersimpan dalam proses belajar, dalam presentasi stimulus utama dan mendorong terjadi transfer pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari ke hal-hal baru.
  5. Proyek pembaharuan pendidikan nasional dengan menggunakan media komunikasi mampu membawa perubahan penting, memperluas kesempatan belajar, dan memberikan sumbangan dalam peningkatan mutu pendidikan
  6. Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen dalam proses pembelajaran dikelas, akan efektif dan lebih mudah diterima oleh pengajar dan peserta didik dikelas.
  7. Pembelajaran jarak jauh yang didukung dengan media yang tepat dapat berlangsung dengan baik.
  8. System pembelajaran yang diciptakan di sekeliling media siaran, dapat mempunyai keuntungan ekonomis untuk kelanjutan dan perluasan kesempatan pendidikan.
 Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976, dikutif oleh Yusufhadi Miarso, 2004). Dampak dari teknologi komunikasi yaitu terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi (Rogers, 1986).
Menurut Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat. Revolusi pertama tugas mendidik para muda beralih dari orang tua ke guru. Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekaman, dan komputer. Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media.
Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, social media dan buletin board.
 Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.
Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru/dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.  Media teknologi komunikasi ini rupanya telah meluas dipakai diberbagai sekolah tidak hanya di kota-kota besar akan tetapi juga di daerah-daerah.
Secara umum keuntungan teknologi komunikasi dalam bidang pendidikan, yaitu:
  1. Kemudahan mengakses berbagai informasi
  2. Memperkaya program pembelajaran
  3. Mengurangi/meminimalisasi biaya
  4. Mengurangi waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
  5. Mempermudah penjadwalan
  6. Dapat mendatangkan keuntungan.
Dengan demikian aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran dewasa ini mutlak diperlukan

Dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita tetap berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana dibebankan ke pundaknya.
Maka dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu. Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”.
Sekolah harus punya websitenya sendiri di Internet, punya blog dan juga social media. Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir seiring bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan dunia pendidikan. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.
Pertanyaan yang bisa mengemuka lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang paling tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan teknologi komunikasi. Kebangkitan tanggung jawab moral dimungkinkan oleh tiga hal yaitu :
1)        Kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi komunikasi itu sendiri.
Teknologi hanyalah alat, bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru karena keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan dengan penggunaan teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari teknologi bagi keselamatan manusia yang menggunakannya.

2)        Tanggung jawab moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan.

3)        Dampak dalam penggunaan teknologi komunikasi.
Tanggung jawab moral dalam penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya.
Eric Ashby membagi Revolusi Pendidikan dalam 5 tahap.
1. Revolusi pertama
Revolusi terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru baik itu di padepokan, paguron, pesantren dan sekolah.
2. Revolusi kedua
Revolusi terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Melalui tulisan ini dapat membuka akses yang sangat luas, sehingga informasi dapat disimpan dan dipanggil kembali.
3. Revolusi ketiga
Hal ini terjadi ketika mesin cetak ditemukan sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak, seperti buku teks, modul, majalah, dan lain-lain.
4. Revolusi keempat
Revolusi ini terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik dalam kegiatan pembelajaran, seperti radio, tape recorder, dan TV untuk pemerataan dan perluasan pendidikan.
5. Revolusi kelima
Masa ini dimulai sejak digunakannya Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK) dalam kegiatan pembelajaran, khususnya teknologi komputer dan internet untuk kepentingan peningkatan kegiatan pembelajaran.
 
Aplikasi  Teknologi Pendidikan

Apabila konsep atau pengertian teknologi pendidikan kita analisis, akan diperoleh pedoman umum aplikasi sebagai berikut
1) Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen , rekayasa dan lain-lain secara bersistem
2)Memecahkan belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya
3) Digunakannya teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar.
4) Timbulnya daya lipat atau efek sinergi dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih dari pada memecahkan masalah secara terpisah.
International Board of Standards for Training, Performance, and Instruction (IBSTPI) antara lain merumuskan kompetensi dasar bagi instruktur pengembangan sumber daya manusia (PSDM) sebagai berikut:
1.      Menganalisis bahan belajar dan informasi pembelajar.
2.      Mempersiapkan tempat untuk kegiatan instruksional.
3.      Menentukan dan mempertahankan kredibilitas instruktur.
4.      Mengelola lingkungan belajar.
5.      Mendemonstrasikan keterampilan berkomunikasi yang efektif.
6.      Mendemonstrasikan keterampilan presentasi yang efektif.
7.      Mendemonstrasikan keterampilan dan teknik bertanya yang efektif.
8.      Merespons kebutuhan belajar dengan senantiasa mengusahakan umpan balik
9.      Memberikan penguatan dan dorongan untuk belajar
10.  Menggunakan metode instruksional dengan semestinya.
11.  Menggunakan media instruksional secara efektif
12.  Mengevaluasi kinerja pembelajar
13.  Mengevaluasi pembelajaran
14.  Melaporkan hasil penilaian.
Aplikasi teknologi pendidikan yang paling mendasar dan yang secara tegas dinyatakan adalah menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam memberikan kemungkinan belajar. Berdasarkan kerangka teoritis teknologi pendidikan, pemecahan masalah ini berbentuk sumber belajar. Sumber ini baik yang sengaja dirancang maupun yang dipilih dan kemudian dimanfaatkan merupakan produk kongkrit yang tersedia untuk berinteraksi dengan si belajar. Produk ini merupakan bukti penerapan teknologi pendidikan yang paling jelas.
Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat : (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan pembelajar untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal.
Fungsi-fungsi pengelolaan dan pengembangan juga bukti penerapan praktis teknologi pendidikan. Masing-masing fungsi mempunyai kegiatan dan hasil khusus yang dapat diukur dan dinilai. Dengan demikian dapat melihat seseorang yang sedang melakukan penilaian kebutuhan, memproduksi film, mangkatalogkan bahan ajaran, berinteraksi dengan si belajar, mengelola orang-orang lain dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Teknologi pembelajaran dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip yang diambil dari berbagai teori, salah satunya adalah teori komunikasi. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
2.      Aplikasi teknologi pendidikan yang paling mendasar dan yang secara tegas dinyatakan adalah menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam memberikan kemungkinan belajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar