Minggu, 07 Februari 2016

Makalah Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan jaman.Tak terkecuali pendidikan matematika yang memiliki peranan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi serta kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.Pembelajaran matematika disekolah diselenggarakan mengacu pada tujuan umum matematika.Pembelajaran matematika disekolah pun harus mampu member kopetensi – kopetensi matematika yang ada.
Dalam draf panduan KTSP mata pelajaran matematika,
mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
§   Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
§   Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika
§   Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
§   Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
§   Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
 Komunikasi dalam matematika merupakan bagian penting dalam pembelajaran matematika. Kemampuan komunikasi matematis sangat penting siswa  miliki dan kembangkan. Dengan komunikasi matematis,siswa dapat mengemukakan ide dengan cara  mengkomunikasikan  pengetahuan matematika yang dimilikinya baik secara lisan  maupun  tulisan. Tetapi seringkali siswa tidak  mampu menyelesaikan suatu permasalahan matematika karena kesulitan dalam mengkomunikasikan idenya atau merepresentasikan permasalahan  tersebut  ke  dalam bahasan matematis. Ketidakmampuan siswa dalam  mengkomunikasikan  permasalahan  matematika  membuat  siswa kesulitan dalam memecahkan permasalahan tersebut,  karena  permasalahan tersebut menjadi biasa.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu menerapkan suatu pembelajaran yang tepat yang  dapat  memberikan kesempatan kepada  siswa  untuk  dapat berperan  aktif  dalam  mengkomunikasikan  pengetahuan  yang ia miliki, akibatnya  kemampuan  komunikasi siswa  dapat  meningkat. Salah  satu  model pembelajaran  yang  dapat diterapkan dalam pembelajaran  matematika  adalah Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba mengkaji penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dalam pembelajaran faktorisasi suku aljabar.
.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah dari makalah ini yaitu :
1.      Apa defenisi dari model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)?
2.      Apa kelebihan dan kekurangan Missouri Mathematics Project (MMP)?
3.      Bagaimana penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dalam pembelajaran faktorisasi suku aljabar?

C.    Tujuan

Yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah
1.      Mengetahui definisi dari model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)?
2.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan Missouri Mathematics Project (MMP)?
3.      penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dalam pembelajaran matematika tentang faktorisasi suku aljabar di kelas VII SMP.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
            Dalam suatu proses pembelajaran terdapat berbagai komponen pembelajaran yang harus dikembangkan dalam  upaya mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dan keberhasilan siswa dalam tujuan pembelajaran dan keberhasilan siswa dalam belajar. Komponen-komponen tersebut diantaranya guru, siswa, model pembelajaran, metode pembelajaran, serta sumber dan media pembelajaran. Sebagai salah satu komponen pembelajaran, pemilihan model pembelajaran akan sangat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.Saat ini terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Salah satu diantaranya adalah model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).
   Model pembelajaran MMP merupakan suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan-latihan yang dimaksud adalah lembar tugas proyek. dimana pada saat kegiatan belajar mengajar guru memberikan tugas proyek kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan soal – soal tersebut dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh Guru. Sedangkan Convey (Krismanto, 2003), menyatakan bahwa model pembelajaran MMP merupakan suatu model pembelajaran yang terstruktur. Struktur pada model pembelajaran MMP hampir sama persis dengan stuktur pembelajaran matematika ( SPM ).
Secara sederhana tahapan kegiatan dalam Struktur Pembelajaran Matematika adalah sebagai berikut :
·         Pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
Apersepsi atau revisi yaitu mengingatkan dan memperbaiki kembali pengetahuan peserta didik mengenai pelajaran terdahulu yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diajarkan,  Motivasi, Penjelasan tujuan pembelajaran dan sistematika bahan
·         Pengembangan, kegiatannya meliputi Pembelajaran Konsep atau Prinsip
·         Penerapan, Kegiatannya meliputi pelatihan penggunaan konsep atau prinsip, dan
·         Penutup, kegiatannya meliputi penyusunan rangkuman dan pemberian tugas pekerjaan rumah ( PR ).
Penelitian Good dan Grouws (1979), Good, Grouws, Ebmeier (1983), dan lebih lanjut Confrey (1986) (dalam Setiawan 2008:37), memperoleh temuan bahwa  pendidik yang merencanakan dan mengimplementasikan lima langkah pembelajaran matematikanya, akan lebih sukses dibandingkan pendidik yang menerapkan model pembelajaran tradisional. Kelima langkah inilah yang biasa kita kenal sebagai Missouri Mathematics Project (MMP). Menurut Setiawan (2008:37), Missouri Mathematics Project (MMP)  merupakan “salah satu model pembelajaran yang terstruktur  dengan pengembangan ide dan perluasan konsep matematika”. Missouri Mathematics Project (MMP)  biasanya diterapkan bersama-sama dengan pembelajaran kooperatif. Selain itu, menurut Gitaniasari (2008:6), menyatakan bahwa ”model Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa”.
Tujuan dari model Missouri Mathematics Project (MMP) adalah dengan adanya tugas proyek dimaksudkan untuk memperbaiki komunikasi, penalaran, hubungan interpersonal, keterampilan membuat keputusan dan keterampilan menyelesaikan masalah (Rosani, 2004:5). Selain itu, melalui tugas proyek diharapkan peserta didik dapat terampil dalam memecahkan persoalan dan memiliki berbagai pengalaman dalam pemecahan masalah matematika. Berkait dengan pentingnya pemecahan masalah ini, terutama selama proses pembelajaran sedang berlangsung, W.W. Sawyer (dalam Shadiq, 2009:8) pernah menulis di dalam bukunya Mathematician’s Delight, sebagaimana dikutip Jacobs (1982:12) suatu pernyataan berikut.
Everyone knows that it is easy to do a puzzle if someone has told you the answer. That is simply a test of memory. You can claim to be a mathematician only if you can solve puzzles that you have never studied before.That is the test of reasoning”.
            Pernyataan Sawyer ini telah menunjukkan bahwa pengetahuan yang diberikan atau ditransformasikan langsung kepada peserta didik akan kurang meningkatkan kemampuan bernalar (reasoning) mereka. Sawyer menyebutnya hanya meningkatkan kemampuan untuk mengingat saja. Padahal di era global dan era perdagangan bebas, kemampuan bernalar serta kemampuan berpikir tingkat tinggi yang akan sangat menentukan keberhasilan peserta didik. Karenanya, pemecahan masalah akan menjadi hal yang akan sangat menentukan juga keberhasilan pendidikan matematika, sehingga pengintegrasian pemecahan masalah (problem solving) selama proses pembelajaran berlangsung hendaknya menjadi suatu keharusan.
Sedangkan manfaat Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP), antara lain : Penggunaan waktu dapat diatur relatif ketat dan banyaknya latihan sehingga peserta didik mudah dan terampil dengan beragam soal.

Ø  Langkah-langkah dari model pembelajaran MMP adalah sebagai berikut:
1.      Review
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah meninjau ulang pelajaran lalu terutama yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran tersebut, membahas soal pada PR yang dianggap sulit oleh siswa serta membangkitkan motivasi siswa.
2.      Pengembangan
Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan berupa penyajian ide baru dan perluasan, diskusi,  serta demonstrasi dengan contoh konkret. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi kelas. Pengembangan akan lebih baik jika dikombinasikan dengan control latihan untuk menyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi ini.
3.      Latihan terkontrol
Pada langkah ini siswa berkelompok merespon soal dengan diawasi oleh guru. Pengawasan ini berguna untuk mencegah terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran.Guru harus memasukkan rician khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari.
4.      Seat work/kerja mandiri
Pada langkah ini siswa secara individu atau kelompok belajara merespon soal untuk latihan atau perluasan konsep yang telah dipelajari pada langkah pengembangan.
5.      Penugasan/Pekerjaan Rumah (PR)
PR tidak perlu diberikan kecuali guru yakin siswa akan berlatih menggunakan prosedur yang benar.Tugas PR harus memuat beberapa soal review.
Ø  Karakteristik Model Missouri Mathematics Project
Karakteristik dari model pembelajaran MMP ini adalah lembar Tugas Proyek. Tugas proyek ini antara lain dimaksudkan untuk memperbaiki komunikasi, penalaran, keterampilan membuat keputusan dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Tugas proyek ini dapat dilakukan secara individu ( pada langkah seatwork ) atau secara berkelompok ( pada langkah latihan terkontrol ). Sehingga tugas proyek ini merupakan suatu tugas yang meminta siswa untuk menghasilkan sesuatu ( konsep baru ) dari dirinya ( siswa ) sendiri.   
Muschula ( Rosani, 2004 : 26 ) menyatakan bahwa tugas Proyek ini diharapkan untuk:
       Memungkinkan siswa menjadi kreatif dalam mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang berbeda – beda,
        Memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan pertanyaan mereka sendirian kemudian mencoba menjawabnya,
       Memberikan siswa masalah – masalah sebagai cara alternative mendemonstrasikan  pembelajaran dan kompetensi siswa,
     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi secara positif dan bekerja sama dengan teman sekelasnya, dan
      Memberikan forum bagi siswa untuk berbagi pengetahuan dan kepandaian mereka dengan siswa lainnya.
Ø  Prinsip - Prinsip dalam Model Missouri Mathematics Project ( MMP)
Prinsip – prinsip atau unsur – unsur dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project ada 2 yaitu Belajar kooperatif dan Kemandirian Siswa.
a.   Belajar Kooperatif
Pada belajar kooperatif adanya prinsip ketergantungan posistif (dalam belajar kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut), adanya interaksi tatap muka (memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota - anggota kelompok lain), adanya partisipasi dam komunikasi (melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi aktif dalam kegiatan pembelajaran) dan adanya tanggung jawab perseorangan (keberhasilan kelompok sangat bergantung dari masing – masing anggota kelompoknya).
b.    Kemandirian Siswa
Kemandirian siswa dalam hal ini adalah siswa mampu mengerjakan tugas – tugas atau latihan – latihan yang berupa lembar kerja proyek yang diberikan oleh guru secara sendiri dan penuh dengan rasa tanggung jawab terhadap tugas proyek tersebut. Dengan adanya kemandirian dari siswa tersebut maka siswa tersebut telah menerapkan konsep gaya belajar mandiri
Ø  Perbedaan Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dengan Pembelajaran Konvensional
Sepintas nampak bahwa model pembelajaran MMP sama dengan pembelajaran konvensional, namun jika ditelaah lebih dalam ada perbedaan antara model MMP dengan pembelajaran konvensional. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Aspek Perbedaan
Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran MMP
Pengembangan konsep/penyampaian materi.
Materi dominan disampaikan oleh guru secara keseluruhan
Materi disampaikan oleh guru atau siswa melalui diskusi maupun kolaborasi antara guru dan siswa
Pengelolaan kelas
Pembelajaran klasikal (tidak ada pembentukan kelompok belajar)
Pembelajaran kelompok (siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar)
Sumber Pembelajaran
Dominan hanya menggunakan Teksbook
Teksbook, lembar tugas proyek (latihan terkontrol, latihan mandiri dan PR)
Interaksi belajar
Interaksi belajar terbatas hanya guru dengan siswa atau siswa dengan siswa secara individu
Interaksi belajar lebih luas yaitu gur dengan siswa, siswa dengan siswa dalam kelompok belajar, siswa dengan siswa secara individu, dan siswa dengan sumber pembelajaran (lembar tugas proyek)
Penerapan konsep atau latihan
Latihan hanya diberikan ketika selesai pengembangan konsep siswa mengerjakan secara individu atau dengan teman sebangku.
Latihan diberikan dua kali yaitu pada langkah latihan terkontrol dan seatwork (latihan mandiri) siswa mengerjakan latihan secara kelompok (latiihan terkontrol) dan latihan individu (seatwork)
Peran guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Guru lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran (Teacher Centered)
Siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran (Student Centered)
 
 


A.    Kelebihan dan Kekurangan Model Missouri Mathematics Project
Ditinjau dari langkah – langkahnya yang termuat dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project ( MMP ), Widdiharto ( 2004:2009 ) menyebutkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran ini.
a.         Kelebihan Model Missouri Mathematics Project, antara lain:
Penggunaan waktu yang diatur dengan relatif  ketat sehingga banyak materi yang dapat tersampaikan pada siswa, dan banyak latihan sehingga siswa terampil dalam menyelesaikan berbagai macam soal. 
b.      Kekurangan Model Missouri Mathematics Project
  Kurang menempatkan guru pada posisi yang  aktif, dan
  Mungkin siswa akan cepat bosan karena lebih banyak mendengarkan.

B.      Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Dalam Pengajaran Matematika
Langkah-langkah dari model pembelajaran MMP adalah sebagai berikut:
1.      Review
Pada kegiatan ini yang dilakukan guru dan siswa mengingat beberapa materi sebelumnya untuk dapat melanjutkan pelajaran yang akan dipelajari.Kegiatan ini bermanfaat untuk merangsang motivasi belajar siswa dan dapat merangsang ingatan yang lampau.
-          Siswa diharap dapat mengingat beberapa bentuk-bentuk bangun datar
Contoh :
Persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium dan yang lainnya
-          Siswa diharap dapat mengingat kembali mengukur sudut dengan busu
2.      Pengembangan
Pada langkah ini guru memberi beberapa soal soal kontekstual terbuka atau soal soal yang konkret untuk didiskusikan siswa.Agar siswa lebih dapat memahami kesebangunan.Diskusi ini dilakukan didalam kelas kepada setiap siswa tanpa membentuk kelompok.
Contoh :
      Sebuah mobil berukuran panjang 4,5 m dan tinggi 1,2 m. Mobil itu akan dibuat model dengan tinggi 8 cm. Tentukan panjang mobil pada model !
Penyelesaian :
Diketahui : panjang mobil = 4,5 cm
                   Tinggi mobil  = 1,2 m
                    Tinggi model mobil  = 8 cm = 0,08 m
Ditanya : Pajang mobil pada model ?
Jawab :
4,5 x = 0,096
x = 0,096 / 4,5
x = 0,021 m
x = 2,1 cm
Pada soal ini guru meminta kepada siswa menjelaskan bagaimana proses perbandingan antara panjang mobil dengan panjang model mobil dan juga tingginya.

3.       Latihan terkontrol
Pada langkah ini guru memberikan beberapa soal soal yang akan dikerjakan siswa, siswa mengerjakannya dengan kerja kelompok.Ketika siswa mengerjakan soal soal dengan berkelompok guru mengawasi semua kelompok agar tidak ada pemikiran siswa yang menyimpang dari konsep materi atau terjadinya miskonsepsi.Semua soal soal yang diberikan guru merupakan tanggung jawab dari tiap tiap kelompok yang diberikan
4.      Seat work/kerja mandiri
Pada langkah ini guru memberi kesempatan kepada tiap siswa ataupun secara kelompok merespon atau memberi pendapat atau ide mengenai soal soal kontekstual terbuka yang telah diberikan guru(pada langkah pengembangan)
5.       Penugasan/Pekerjaan Rumah (PR)
Sebelum guru memberikan tugas rumah kepada siswa, guru mengarah siswa untuk mencari rangkuman dari materi kesebangunan dan guru harus menyakinkan agar siswa mau mengerjakan tugas dirumah.Guru harus mau mengenal karakter semua siswa,tugas yang diberikan merupaka review semua materi yang baru saja dipelajari. Tugas ini dapat bermanfaat agar siswa semakin ingat mengenai materi kesebangunan.
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan
1.      Missouri Mathematics Project merupakan salah satu model pembelajaran terstruktur seperti halnya struktur pengajaran matematika.
    Langkah – langkah dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project yaitu :
·         Langkah 1 : Review
·         Langkah 2 : Pengembangan
·         Langkah 3 : Latihan Terkontrol
·         Langkah 4 : Seatwork ( latihan mandiri
·         Langkah 5 : PR
2.   Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran MMP, yaitu :
a.    Kelebihan Model Missouri Mathematics Project, antara lain:
    Penggunaan waktu yang diatur dengan relatif  ketat sehingga banyak materi yang dapat tersampaikan pada siswa, dan
    Banyak latihan sehingga siswa terampil dalam menyelesaikan berbagai macam soal. 
b.    Kekurangan Model Missouri Mathematics Project
Ø  Kurang menempatkan siswa pada posisi yang aktif, dan
Ø  Mungkin siswa akan cepat bosan karena lebih banyak mendengarkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar