Sabtu, 06 Februari 2016

Pendekatan pembelajaran berbasis masalah



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikirkritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri.
Model pembelajaran berbasis masalah yaitu pembelajaran yang dipusatkan pada siswa melalui pemberian masalah di awal pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Soedjadi (2000 : 99) bahwa : ” Model pembelajaran berbasis masalah memulai pembelajaran dengan masalah yang kompleks misalnya tentang hal-hal dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dikupas menuju kepada konsep-konsep sederhana yang terkait”. Dengan pemberian masalah diawal pada pembelajaran berbasis masalah diharapkan nantinya mampu membawa siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan mempunyai keterampilan memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep dasar dari materi yang diajarkan tersebut. Setelah pemberian masalah di awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan adanya pengorganisasian siswa untuk belajar, melakukan penyelidikan dan diakhiri dengan penyajian hasil karya serta pengevaluasian proses pemecahan masalah. Sehingga dari pemecahan masalah tersebut siswa dapat menemukan konsep dengan membangunnya sendiri.
Dalam penerapan Strategi Berbasis Masalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah , walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotor melalui penhayatan secara internal akan problem yang dihadapi. SPBM diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Tidak sedikit siswa yang mengambil jalan pintas, mislnya dengan mengonsumsi obat-obat terlarang atau bahkan bunuh diri hanya gara-gara tidak sanggup memecahkan masalah.

B.     Tujuan Makalah

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan IPS SD 2, juga untuk menambah wawasan kita mengenai strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM), dan diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional.

C.     Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian strategi pembelajaran berbasis masalah ?
2.      Apa ciri-ciri utama strategi pembelajaran berbasis masalah ?
3.      Apa saja tujuan strategi pembelajaran berbasis masalah ?
4.      Apa kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran berbasis masalah ?
5.   Bagaimana contoh kasus strategi pembelajaran berbasis masalah dalam matematika ?

  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning / PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). (Susento)
Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar siswa. Siswa menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
Pembelajaran Berbasis Masalah menyarankan kepada siswa untuk mencari atau menentukan sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar sendiri. Dalam hal ini, siswa lebih diajak untuk membentuk suatu pengetahuan dengan sedikit bimbingan atau arahan guru sementara pada pembelajaran tradisional, siswa lebih diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh seorang guru.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran vang, nielibatknn siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah perlu dirancang dengan baik mulai dari penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari siswa, peralatan yang mungkin diperlukan, dan penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan pendekatan ini harus mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan pelatihan atau pendidikan formal yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.

B.     Ciri-ciri Utama Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Ada pun ciri utamanya yaitu sebagai berikut :
a.        Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.

b.       Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.


c.        Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.


C.     Tujuan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

a.       Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.
b.      Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
c.       Menjadikan siswa berusaha berpikir kritis dan mampu mengembangkan kemampuan
analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri.
d.       Memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Ø  Kelebihannya adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
4. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
5. Dapat mendorong siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri
6. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan
7. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.
8. Dalam situasi PBM, siswa/mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
9. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Ø  Kekurangannya adalah sebagai berikut :
1.      Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi secara satu arah.
2. Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBM terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan PBM harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
3. Menurut Fincham et al. (1997), “PBL tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih pada kurikulum yang sama melalui metode pengajaran yang berbeda,” (hal. 419).
4. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama di daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
5. Seorang guru mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru. Ini bisa sulit pada awalnya bagi guru untuk “melepaskan kontrol” dan menjadi fasilitator, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan mereka solusi.

E.     Contoh Kasus Metode Pembelajran Berbasis Masalah Dalam Matematika
Ada pun contoh kasus metode pembelajaran berbasis masalah pada matematika sebagai berikut :
1.        Untuk menyelesaikan suatu masalah perbandingan
akan diadakan acara ulang tahun untuk itu diperlukan minuman yg segar untuk disuguhkan kepada tamu selain itu bagaimana cara siswa memanajemen biaya pengeluaran untuk minuman agar efisien dan rasanya segar. Dalam permasalahan yang ada ini maka kita berikan kepada para siswa air, gula, sirup, daftar harga (air, sirup, gula) dan gelas ukur. Disini diharapkan mereka mampu mendapatkan perbandingan harga dan rasa sirup yang ideal.
Dari beberapa kelompok yang akan mempresentasikan hasilnya mungkin akan berbeda karena materi yang diberikan ini besifat terbuka. Mungkin ada yang akan memberikan tanggapannya dengan perbandingan seperti:
a)         100 ml sirup + 100 ml air +  gula 1 sendok maka minuman akan terasa segar.
b)        Ada pula yang akan memberikan jawaban 100 ml sirup + 100 ml air maka minuman yang disediakan sudah terasa manis dan segar sehingga tidak perlu memasukkan gula untuk menghemat biaya.
c)         Dan lain sebagainya.

2.        Untuk menyelesaikan materi volume balok
Disini guru menanyakan pada siswa siapa yang pernah mandi dikolam renang. Jika kolam renang tersebut sisinya berbentuk persegi panjang maka bentuk kolam renang tersebut mungkin saja balok. Dengan menggunakan proses perbandingan maka siswa diharapkan dapat menentukan volume balok dengan tepat. Misal ditentukan luas permukaan kolam tersebut adalah 12 meter persegi sedangkan tingginya adalah 1,5 meter dengan menggunakan alat bantu berupa botol berukuran 1000 ml, berapa botolkah air yang diperlukan oleh siswa untuk membuat kolam renang tersebut penuh.
Mungkin untuk menyelesaikan permasalahan ini akan ada kelompok yang memasukkan botol demi botol air ke dalam kolam renang tersebut hingga kolam renang itu penuh, lalu menghitung berapa botol air yang sudah dimasukkan ke dalam kolam renang tersebut hingga air di kolam renang penuh. Kemudian mereka menghitung total liter air yg dimasukkan dan mereka akan mengubah satuannya dari liter menuju m3.
Ada juga kelompok siswa yang akan menyelesaikannya dengan langsung menggunakan rumus volume balok yang diketahuinya yaitu P × L × T = luas permukaan kolam renang × T, sehingga akan dihasilkan volume dari kolam renang tersebut dan mereka dapat menentukan perbandingan banyak botol yang digunakan untuk mengisi kolam renang tersebut.
Akan tetapi dalam menyelesaikan permasalahan ini pada kelompok yang pertama yaitu memasukkan air perbotol kedalam kolam tersebut sampai penuh mungkin akan malas mereka lakukan karena waktu yang diperlukan terlalu lama selain itu mereka juga akan kelelahan jika melakukannya. Dalam penyelesaian yang pertama mungkin saja mereka tidak akan menyelesaikan permasalahan ini.


 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran vang, nielibatknn siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah.
Ciri-ciri utama strategi pembelajaran berbasis masalah antara lain strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki keunggulan, salah satunya pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. Sedangkan salah satu kekurangannya yaitu keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar