Sabtu, 06 Februari 2016

Model pembelajaran langsung



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
                 Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik yang berlangsung di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat)”.
                 Proses penyelenggaraan pendidikan pada institusi pendidikan di negara kita berupaya untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Adanya upaya mewujudkan manusia sebagaimana tersebut di atas sebenarnya telah tertuang dalam UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal III yang berbunyi :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demakratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2005:7).”
                 Semakin maju tingkat pendidikan seseorang, maka semakin siap pula menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) di masa depan yang penuh ketidakpastian. Perkembangan IPTEK tidak pasti itulah menuntut tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran di bidang pedidikan.
                 Masalah interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar di kelas merupakan masalah pendidikan yang sangat menarik untuk dibicarakan yang sampai kini tidak pernah ada habisnya. Oleh karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan senantiasa diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.
                 Menurut Shachelford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang dikenal selama ini dalam proses belajar mengajar yaitu bahwa mengajar harus menguasai :
1.      Apa yang diajarkan;
2.      Teori pengajaran yang relevan;
3.      Hal-hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi bahan ajar yang diajarkan);
4.      Karakteristik siswa.
                 Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model pengajaran yang dipakai sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat dalam pengajaran tentu saja berorientasi pada tujuan pengajaran termasuk tujuan setiap materi yang akan diberikan pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu bentuk model penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model pengajaran langsung (Direct instruction). Istilah lain yang sering di pergunakan ialah pengajaran aktif.
                 Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Pengajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mempunyai 5 langkah dalam pelaksanaannya, yaitu menyiapkan siswa menerima pelajaran, demontrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri).
                 Pengembangan model pengajaran langsung dilandasi oleh latar belakang teoritik dan empirik tertentu. Di antaranya adalah ide-ide dari bidang sistem analisis, teori pemodelan sosial dan prilaku, serta hasil penelitian tentang keefektifan guru dalam melaksanakan fungsinya. Secara historis, beberapa aspek dari model pengajaran langsung berasal dari prosedur pelatihan dalam industri.
Selanjutnya Pengajaran langsung paling cocok diterapkan untuk mata pelajaran yang berorientasi pada keterampilan seperti matematika dan membaca dimana mata pelajaran itu dapat di ajarkan selangkah demi selangkah.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1.      Apa pengertian model pembelajaran langsung?
2.      Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran langsung?
3.      Apa keuntungan dan kerugian model pembelajaran langsung?
4.      Kapan digunakannya model pembelajaran langsung?
5.      Apa contoh kasus dan studi kasus model pembelajaran langsung dalam matematika?


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Model Pembelajaran Langsung
 Model pembelajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Metode tersebut didasari anggapan bahwa umumnya pengetahuan dibagi dua, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural. Yang dimaksud dengan pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan katakata) adalah pengetahuan tentang sesuatu. sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
Istilah lain yang sering digunakan untuk model pembelajaran langsung ini, dikemukakan oleh Good dan Grows (1985) ialah pengajaran aktif. Disamping itu, dalam buku Kardi dan Nur (2000) bahwa metode yang berhubungan erat dengan model ini adalah metode kuliah/ceramah dan resitasi/metode pemberian tugas.
Pembelajaran langsung ini menekankan tujuan pembelajaran yang harus berorientasi kepada siswa dan spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan).

B.     Langkah-Langkah Model Pembelajaran Langsung
sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase (langkah), yaitu: 
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mencek pemahaman dan umpan balik
5. Memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan

C.     Keuntungan dan kerugian Model Pembelajaran Langsung
a)      Kelebihan Model Pembelajaran Langsung
Model Direct Instruction  dalam pengajaran mempunyai beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut adalah
1)      Siswa akan lebih aktif, bersemangat, bermutu (berkualitas) dan berdayaguna. Hal ini akan terjadi, karena pengajaran langsung menggunakan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati dari guru. Pengajaran langsung mensyaratkan tiap detil keterampilan atau isi didefinisikan secara seksama. Demontrasi dan jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara seksama pula. Tujuan pembelajaran direncanakan oleh guru dan siswa, begitu juga sistem pengelolaan pembelajaran dilakukan oleh guru harus menjamin keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan dan resitasi (tanya jawab) yang terencana pula. Lingkungan pembelajaran langsung juga harus berorentasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik.
2)      Penguasaan terhadap materi lebih mendalam karena mendapat bimbingan praktek, mengecek pembahasan siswa dan memberikan umpan balik, serta siswa dapat berlatih sendiri dalam menerapkan hasil belajar. Ini semua sesuai dengan pendapat Briggs dalam Kardi (2001:10) yang menemukakan bahwa pengajaran yang dirancang secara sistematik akan berpengaruh besar terhadap perkembangan individu. Pengajaran akan menjadi lebih baik jika dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa memperoleh lingkungan belajar yang menunjang dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan aktivitasnya sendiri, tanpa adanya paksaan apapun. Begitu juga sebaliknya jika pembelajaran tidak diarahkan, mungkin sekali membawa perkembangan banyak individu siswa menajdi tidak kompeten dalam mencapai kepuasan pribadi dari kehidupan sekarang atau yang akan datang.
3)      Pengajaran dilakukan selangkah demi selangkah untuk menumbuhkan sikap percaya diri, berani, kesungguhan, keberanian serta tanggung jawab terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat. Menurut Kardi (2001:2) Salah satu yang mencolok antara orang yang baru mempelajari sesuatu atau pemula dengan pakar adalah bahwa para pakar telah benar-benar menguasai keterampilan-keterampilan dasar, sehingga mereka dapat menerapkannya dengan presisi dan tanpa dipikirkan lagi. Sedangkan para pemula harus menguasasi dasar-dasar hal tersebu terlebih dahulu. Dan untuk pemahaman tersebut dibutuhkan langkah-langkah yang benar dan terencana. Salah satu kelebihan dari metode pembelajaran langsung ini adalah menanamkan cara atau metode informasi atau suatu pengetahuan dengan selangkah demi selangkah, yang hiharapkan tertata rapi pada diri diri siswa.
4)      Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia  kerja. Di dalam pembelajaran langsung menurut Kardi (2001:35) guru harus memberikan pelatihan sampai siswa benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari. Karena keterampilan dan konsep yang dipelajari hari itu adalah merupakan persyaratan penting untuk keterampilan dan praktek berikutnya. Disinilah kenapa metode pembelajaran langsung akan mampu menyaipakn siswa ke dunia kerja nyata.
5)      Membiasakan siswa untuk tidak sekedar menghafal materi pelajaran tetapi juga harus mampu menerapkan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Di dalam pembelajaran langsung siswa dilatih untuk mandiri, tidak hanya menghafal materi pelajaran saja. Kebanyakan letihan mandiri yang diberikan kepada siswa adalah pada fase akhir pertemuan dalam kelas, yang berupa pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah disini dimaksudkan berlatih secara mandiri, hal ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri, dan memperpanjang waktu belajar belajar bagi siswa.
b)      Kerugian Model Pembelajaran Langsung
Model Direct Instruction  dalam pengajaran juga mempunyai beberapa kerugian. Kerugiannya adalah:
1)      Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
2)      Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
3)      Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4)      Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
5)      Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
6)      Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
7)      Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
8)      Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
9)      Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
10)  Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
11)  Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.
12)  Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

D.     Waktu kapannya digunakan Strategi pembelajaran Langsung
Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:
1)      Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
2)      Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
3)      Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
4)      Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
5)      Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
6)      Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
7)      Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
8)      Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
9)      Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
10)  Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.

E.      Kasus dan studi kasus pembelajaran langsung
1.      Membagi sudut menjadi dua sama besar
Langkah-langkah pembelajarannya dengan strategi pembelajaran langsung :
1.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.      Dengan menggunakan penggaris dan jangka mendemonstrasikan langkah-langkah membagi sudut menjadi dua sama besar.
3.      Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru untuk menggambarkan cara membagi sudut menjadi dua sama besar dan membagi sudut menjadi empat sama besar.
4.      Guru membantu dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menggambar membagi sudut
5.      Guru dan siswa membahas lks yang telah dikerjakan
6.      Guru memberikan umpan balik dan penguatan bahwa membagi sudut menjadi empat sama besar pada prinsipnya sama dengan membagi sudut menjadi dua sama besar.
7.      Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari
8.      Siswa diberikan PR dari materi yang disampaikan tadi.


2.      Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen
Langkah-langkah pembelajarannya dengan strategi pembelajaran langsung
1.      Menyampaikan tujuan pertemuan ini adalah: 1. Siswa dapat membedakan dua bangun yang sebangun atau kongruen 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian sebangun atau kongruen 3. Siswa dapat mengidentifiksi dua bangun datar sebangun atau kongruen.
2.      Siswa diminta memberikan contoh dua bangun datar yang mempunyai korespondensi satu-satu pada titik sudutnya atau pada sisinya.
3.      Dengan Tanya jawab, guru mengarahkan siswa sehingga dapat membedakan dua bangun yang sebangun atau kongruen.
4.      Siswa mendiskusikan konsep dua bangun datar sebangun atau kongruen.
5.      Dengan bimbingan guru, siswa menyatakan pengertian dua bangun datar sebangun atau kongruen.
6.      Siswa secara berpasangan dengan teman sebangkunya mengerjakan soal latihan (ada pada lembar penilaian). Guru mengawasi dan memberikan bantuan pada siswa yang mengalami kesulitan.
7.      Secara acak siswa mempresentasikan hasil kerjanya
8.      Secara individu siswa mengerjakan soal yang diberikan guru, kemudian diperiksa silang ( koreksi ketuntasan ).
9.      Dengan bimbingan guru, siswa diarahkan membuat rangkuman
10.  Siswa diberi tugas PR
11.  Siswa bersama-sama dengan guru melakukan refleksi.
3.      Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.
Langkah-langkah pembelajarannya dengan model pembelajaran langsung
1.      Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari dan indikator yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini.
2.      Memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik.
3.      Mengingatkan kembali kepada siswa tentang bilangan rasional dan irasional serta perpangkatan.
4.      guru menjelaskan definisi bentuk akar dan logaritma. 
5.      Menjelaskan cara mengubah dari bentuk akar ke bentuk  pangkat dan sebaliknya disertai dengan contoh.
6.      Menjelaskan cara mengubah dari bentuk pangkat ke bentuk  logaritma dan sebaliknya disertai dengan contoh. 
7.       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan siswa.
8.      Memberikan soal latihan dan memantau serta membimbing siswa yang kesulitan menyelesaikan soal latihan. 
9.       Memberikan soal-soal untuk diselesaikan di rumah.
10.  Menutup pembelajaran dan meminta siswa berlatih di rumah.


BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami ambil adalah sebagai berikut:
1.      Model pembelajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

2.      Langkah-Langkah Model Pembelajaran Langsung
sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase (langkah), yaitu: 
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mempresentasikan dan mendemontrasikan pengetahuan atau keterampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mencek pemahaman dan umpan balik
5. Memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan

3.       -     Kelebihan model pembelajaran langsung:
1)      Siswa akan lebih aktif, bersemangat, bermutu (berkualitas) dan berdayaguna.
2)      Penguasaan terhadap materi lebih mendalam karena mendapat bimbingan praktek, mengecek pembahasan siswa dan memberikan umpan balik, serta siswa dapat berlatih sendiri dalam menerapkan hasil belajar.
3)      Pengajaran dilakukan selangkah demi selangkah untuk menumbuhkan sikap percaya diri, berani, kesungguhan, keberanian serta tanggung jawab terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat.
4)      Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia  kerja.
5)      Membiasakan siswa untuk tidak sekedar menghafal materi pelajaran tetapi juga harus mampu menerapkan apa yang telah dipelajari sebelumnya.
-          Kerugian Model Pembelajaran Langsung
1)   Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
2)   Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
3)   Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4)   Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru.
5)   Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
6)   Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
7)   Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
8)   Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
9)   Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.

4.      Waktu digunakan Strategi pembelajaran Langsung
Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:
1)         Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
2)         Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
3)         Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
4)         Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
5)         Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
6)         Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
7)         Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
8)         Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
9)         Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
10)     Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.

5.      Kasus model pembelajaran langsung dalam matematika adalah Membagi sudut menjadi dua sama besar, Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen, dan Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar