Ø
Kemampuan yang harus dimiliki
pemimpin
Layanan
konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan
konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok
mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi
pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi
peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok. Masalah pribadi dibahas melalui suasana
dinamika kelompok (pembimbing atau konselor).
Ø Tugas Pemimpin Kelompok
Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai
suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan
kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Dengan kata lain, konseling
kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada
individu (siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan
kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
1.
Membentuk kelompok yang
terdiri atas8-10 orang sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu
secara aktif mengembangkan dinamika kelompok, yaitu
a. Terjadinya
hubungan antara anggota kelompok menuju keakraban di antara mereka.
b. Tumbuhnya
tujuan bersama diantara anggota kelompok dalam suasana keakraban
c. Berkembangnya
iktikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok
d. Terbinanya
kemandirian pada setiap anggota kelompok , sehingga mereka masing-masing mampu
berbicara
e. Terbina
kemandirian kelompok seingga mampu berusaha dan mampu tampil beda dari kelompok
lainnya.
2. Memimpin
kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui bahasa konseling untuk
mencapai tujuan-tujuan konseling. Pemimpin kelompok dituntut untuk menghidupkan
dinamika kelompok di antara semua peserta secara intensif yang mengarah kepada
pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus layanan konseling kelompok.
3. Melakukan
penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok tentang apa, mengapa,
dan bagaimana layanan konseling kelompok dilaksanakan.
4. Melakukan
pentahapan kegiatan konseling kelompok.
5. Memberikan
penilaian segera hasil layanan konseling kelompok.
6. Melakukan
tindak lanjut layanan konseling kelompok.
Ø Untuk
dapat menjalankan tugas dan kewajiban profesional secara baik seperti tersebut
di atas, seorang pemimpin kelompok dalam layanan konseling kelompok harus
mampu:
1. Membentuk
dan mengarahkannya sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi
antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratis, konstruktif, saling
mendukung dan meringankan beban, menjelaskan memberikan pencerahan, memberikan
rasa nyaman, menggembrakan serta mencapai tujuan bersama kelompok.
2. Berwawasan
luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas
dan mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam aktivitas kelompok.
3. Memiliki
kemampuan hubungan antar personal yang hangat dan nyaman, sabar dan member
kesempatan, demokratis dan kompromistik atau tidak antagonistic, dalam mengambil
kesimpulan dan keputusan, tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan,
jujur dan tidak berpura-pura, disiplin, dan kerja keras.
Ø Tujuan
Layanan Konseling Kelompok
Secara umum, berkembangnya
kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya.
Secara khusus,
tujuan layanan konseling kelompok:
a. terkembangnya
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah laku
khususnya dan bersosialisasi dan berkomunikasi.
b.
terpecahnya masalah
individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut
bagi individu-individu lain yang menjadi peserta layanan.
Ø Makna
Layanan Konseling Kelompok
1. komunikasi
multiarah secara efektif dinamis dan terbuka.
2. pemberian
ransangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan
pengembangan argumentasi.
3. dorongan
minimal untuk memantapkan respon aktivitas anggota kelompok.
4. penjelasan,
pendalaman, dan pemberian contoh (uswatun hasanah) untuk lebih
memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan.
5. pelatihan untuk
membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki.
Ø Ciri-cirinya:
1) Sederhana,
2) Menggembirakan
3) Menimbulkan
suasana rilek dan tidak melelahkan,
4) Meningkatkan
keakraban
5) Diikuti
oleh semua anggota kelompok.konselor atau pembimbing harus memilih jenis-jenis
permainan yang relevan dengan materi pembahasan dalam kegiatan layanan (sesi
konseling).
Ø Teknik
Layanan Konseling Kelompok
a. Kunjungan
rumah. Sebagaimana dalam bimbingan kelompok, kunjungan rumah dalam konseling
kelompok juga bisa dilakukan untuk mendalami dan penanganan lebih lanjut
masalah klien (siswa) yang dibahas dalam konseling kelompok. Untuk melakukan
kunjungan runah, perlu dilakukan persiapan secara baik dengan melibatkan
anggota kelompok yang masalahnya dibahas dalam konseling kelompok.
b. alih
tangan kasus. Masalah yang belum tuntas melalui layanan konseling kelompok
dapat dialih tangankan (memindahkan tanggung jawab pemecahan masalah klien
tertentu kepada orang lain yang dianggap lebih berwenang atau mengetahui). Alih
tangan kasus ke ahli atau pihak lain yang lebih berwenang atau lebih mengetahui
harus sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa dan menurut prosedur yang dapat
diterima oleh siswa dan pihak yang terkait lainnya.
c. Aplikasi
instrumentasi.
1) Pertimbangan
dalam pembentukan kelompok konseling kelompok,
2) Pertimbangan
dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan konseling
kelompok,
3) Materi
atau pokok bahasan kegiatan layanan konseling kelompok.
d. Himpunan
data. Data dalam himpunan data yang dihasilkan melalui aplikasi instrumentasi,
dapat digunakan untuk merencanakan dan mengisi kegiatan layanan konseling
kelompok. Penggunaan data dalam himpunan data dan hasil instrumentasi harus
disertai penerapan asas-asas tertentu yang relevan, khususnya asas kerahasiaan
secara ketat.
e. Konferensi
kasus. Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum kegiatan layanan konseling
kelompok dimulai dan dapat juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan layanan konseling
kelompok untuk peserta tertentu. Terhadap siswa yang masalahnya dikonferensi
kasuskan misalnya, dapat dilakukan tindak lanjut layanan dengan menempatkan
siswa tersebut ke dalam kelompok konseling kelompok tertentu sesuai dengan
masalahnya. Sebaliknya untuk mendalami dan menangani lebih lanjut masalah salah
seorang atau lebih anggota konseling kelompok, dapat dilakukan konferensi kasus
berkenaan dengan masalah anggota kelompok dimaksud.
Ø
Teknik Umum
(Pengembangan Dinamika Kelompok
1. Perencanaan
mencakup kegiatan
a. Membentuk
kelompok. Ketentuan membentuk kelompok sama dengan bimbingan kelompok. Jumlah
anggota kelompok dalam konseling kelompok anratar 8-10 orang (tidak boleh
mlebihi 10 orang)
b. Mengidentifikasi
dan meyakinkan klien (siswa) tentang perlunya masalah dibawa ke dalam layanan
konseling kelompok
c. Menempatkan
klien dalam kelompok
d. Menyusun
jadwal kegiatan
e. Menetapkan
fasilitas layanan
f. Menyiapkan
kelengkapan administrasi
2. Pelaksanaan
yang mencakup kegiatan
a. Mengomunikasikan
rencana layanan konseling kelompok
b. Mengorganisasikan
kegiatan layanan konseling kelompok
c. Menyelenggarakan
layanan konseling kelompok melalui tahap-tahap: 1) pembentukan, 2) peralihan,
3) kegiatan, dan 4) pengakhiran.
3. Evaluasi
yang mencakup kegiatan
a. Menetapkan
materi evaluasi
b. Menetapkan
prosedur evaluasi
c. Menyusun
instrument evaluasi
d. Mengoptimalisasikan
instrument evaluasi
e. Mengolah
hasil aplikasi instrument
4. Analisis
hasil evaluasi yang mencakup kegiatan:
a. Menetapkan
norma atau standar analisis
b. Melakukan
analisis
c. Menafsirkan
hassil analisis
5. Tindak
lanjut yan g mencakup kegiatan
a. Menetapkan
jenis dan arah tindak lanjut
b. Mengomunikasikan
rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak terkait
c. Melaksanakan
rencana tindak lanjut
6. Laporan
yang mencakup kegiatan:
a. Menyusun
laporan layanan konseling kelompok
b. Menyampaikan
laporan kepada kepala sekolah atau madrasah dan kepada pihak-pihak lain yang
terkait
c. Mengomunikasikan
laporan layanan
Teknik
Permainan Kelompok
1. layanan
bimbingan kelompok bukan sekadar kegiatan kelompok.
2. kegiatan
bimbingan kelompok bukan berarti
membimbing kelompok , melainkan suatu layanan terhadap sejumlah klien
(siswa) sebagai anggota kelompok agar
setiap klien (siswa) memperoleh manfaat tertentu.
3. kegiatan
bimbingan kelompok tidak sama dengan diskusi biasa atau rapat.
4. Heterogenitas
dalam kelompok.
5. layanan
bimbingan kelompok tidak sekadar memberikan informasi kepada anggota kelompok.
Ø Contoh
Topik:
Masalah Keluarga
1. Identifikasi
masalah
a. Konseli
a : merasa ibunya akhir-akhir ini berubah suka sering marah-marah, padahal dulu
tidak, hal ini terjadi setelah ayahnya mendapat masalah. Ia berpikir ibunya
sudah tidak saying lagi dengannya, sehingga ia sulit berkonsentrasi dalam
belajar.
b. Konseli
b : orangtuanya melarang pacaran karena masih kecil, padahal dia menyukai
seseorang untuk dojadikan pacar.
c. Konseli
c : merasa ibunya lebih saying dengan kakanya daripada dengan dirinya, apa yang
kakaknya minta selalu dituruti, sedangkan jika dia yang minta harus menunggu
lama.
d. Konseli
d :orangtuanya melarang berpacaran, sehingga iri dengan teman-teman yang lain
yang sudah mempunyai pacar di sekolah.
e. Konseli
e : merasa bahwa orangtuanya terlalu banyak menuntut, nilainya harus bagus
semua dan harus mendapatkan peringkat di kelas. Padahal dia tidak harus bisa
melakukannya, ia merasa terbebani.
2. Masalah
yang menjadi prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah masalah yang
di alami Konseli 1
3. Analisis
alternatif penyebab dari masalah: Sejak ayahnya mendapat masalah, sikap ibunya
berubah, sering marah-marah. Dia berpikir bahwa ibunya tidak sayang lagi
dengannya. Sehingga ia tidak semangat lagi belajar dan sulit berkonsentrasi
dalam belajar.
4. Rangkuman
alternative pemecahan masalah:
Masukan
dari Konseli lain:
-
Jangan negative
thinking pada ibunya, mungkin ibunya seperti itu karena ayahnya sedang dapat
masalah
-
Berpikir positif, tidak
ada orangtua yang tidak sayang pada anaknya sendiri
-
Membuat orangtuanya
senang dan bangga dengan membantu orangtua dirumah, belajar dengan tekun dan
meraih prestasi di kelas
-
Sabar, dan berpikir
positif nanti jika masalah ayah selesai semua akan kembali normal, tetap
semangat.
5. Respon/tanggapan
konseli terhadap berbagai alternative:
-
Senang dan lega dengan
berbagai masukan dari konseli yang lain, dan akan mencoba melakukannya.
6. Tanggapan/respon
anggota kelompok terhadap permasalahn konseli:
-
Manfaat: dengan
mengikuti konseling kelompok dapat menyelesaikan masalah dengan mendapatkan
masukan-masukan dari anggota kelompok yang lain
-
Kesan umum: lega dan semangat
baru
· Pesan dan harapan terhadap konseling
kelompok: mengharapkan waktu yang lebih banyak lagi agar semua masalah dapat
segera diselesaikan juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar