download file pdf
https://drive.google.com/file/d/0BwP9TRXcxCxJMFJZUUZrLS0xNXc/view?usp=sharing
CRITICAL
REVIEW JURNAL ILMIAH
A.
Data
Jurnal
a. Judul
jurnal
Mathematical Self-Efficacy of Middle School Students Solving the Rubik Cube.
b. Penulis
Omar Arizpe (Departemen
Matematika & Statistik, Texas Tech University, Lubbock)
Jerry Dwyer (Departemen
Matematika & Statistik, Texas Tech University, Lubbock)
Tara Stevens (Departemen Pendidikan Psikologi, Texas Tech
University, Lubbock)
c.
Nama jurnal
International Journal for Mathematics Teaching and
Learning
d. Tahun
terbit
2009
e. Jumlah
halaman
11
halaman
B.
Deskripsi
Jurnal
1.
Abstrak
Pada abstrak jurnal ini
membahas tentang sebuah solusi kotak Rubik yang diperkenalkan di kelas delapan
matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah
pengenalan solusi kotak Rubik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa, meningkatkan minat secara umum terhadap matematika, dan meningkatkan keberhasilan
diri siswa dalam pemecahan masalah. Hasilnya menyatakan bahwa ada peningkatan
signifikan pada kemampuan dan keberhasilan diri siswa dalam memecahkan masalah,
tetapi tidak ada peningkatan signifikan yang ditemukan pada minat belajar
siswa. Menariknya, analisis lebih lanjut menunjukkan peningkatan yang
signifikan secara statistik pada kemampuan anak perempuan memecahkan masalah
tetapi tidak pada anak laki-laki. Ini mungkin merupakan hasil dari pendekatan
algoritma yang diperoleh dari memecahkan
kotak Rubik.
Pada bagian ini,
isi jurnal dideskripsikan dengan jelas yaitu menggambarkan dengan ringkas isi
dari keseluruhan jurnal, baik mengenai kondisi perlunya penelitian dilakukan
maupun metodologis dari penelitian serta
sangat jelas menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
2. Pendahuluan
Pada sub ini membahas
tentang masalah yang melatarbelakangi mengapa kotak rubik digunakan sebagai
salah satu solusi dalam meningkatkan kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
menyelesikan masalah melalui suatu kegiatan yang menyenangkan dan mudah
dipahami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perubahan siswa
dalam kemampuan pemecahan masalah, termasuk pengenalan pola, kepekaan spasial
dan berbagai kemampuan untuk memecahkan
masalah, karena mereka berinteraksi dengan kegiatan kotak Rubik. Sebuah
pendekatan metode campuran dengan
memanfaatkan survei, wawancara dan rangkaian masalah dilaksanakan untuk menyelidiki apakah
presentasi positif dapat mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah siswa. Karena
kegiatan kotak Rubik juga dikembangkan untuk meningkatkan keberhasilan dan
minat siswa secara keseluruhan dalam matematika
Siswa terbiasa dengan
masalah dalam kelas matematika, namun mereka sering menemukan hal ini menjadi menantang dan tidak menarik.
Kadang-kadang permainan matematika dapat digunakan untuk menyediakan lingkungan
belajar yang lebih menyenangkan dan tidak menakutkan. Ide kemudian muncul
dengan memperkenalkan solusi kotak Rubik kepada siswa. Sejumlah penelitian
telah menilai keberhasilan menggunakan permainan untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, tetapi pencarian menyeluruh dari literatur
mengungkapkan tidak ada penelitian yang menghubungkan kemampuan pemecahan
masalah dan kotak Rubik.
Solusi dari kotak Rubik kami
memilih pendekatan yang lebih visual dalam upaya untuk meminimalkan jumlah
hafalan yang dibutuhkan. Para peneliti ingin
agar siswa dipaksa untuk memikirkan solusi, memanfaatkan keterampilan
spasial mereka semaksimal mungkin. Kami merasa pengenalan pola, keterampilan
spasial, dan berbagai langkah memecahkan masalah yang mana
semua komponen tersebut titak terpisahkan dari solusi yang kita sajikan. Hasil akhir dari ketiga solusi difokuskan pada pengenalan pola.
Secara umum latar belakang
jurnal ini sudah jelas menggambarkan faktor-faktor yang melatarbelakangi
penggunaan solusi kotak rubik sebagai sebuah solusi dalam meningkatkan
kemampuan dan keberhasilan siswa dalam menyelesaikan masalah melalui pengenalan
pola pada kotak rubik tersebut dimana siswa diharapkan mampu memikirkan solusi
dalam menyusun kotak rubik dan memanfaatkan kemampuan spasial siswa semaksimal
mungkin.
3. Kajian Pustaka
Pada bagian ini menjelaskan
tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli yang meneliti
tentang pengaruh pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika, kemampuan
siswa dalam mentransfer ilmu pembelajaran yang dipelajarinya melalui metode
pemcahan masalah serta pengaruh penggunaan
permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa. Mereka menemukan bahwa permainan
secara alami dapat memotivasi dan menyenangkan, permainan memudahkan penilaian
dan pengajaran individual, dan membuat permainan lebih abstrak menjadi nyata. Mereka juga menyimpulkan bahwa
bermain permainan matematika dapat meningkatkan kemampuan spasial siswa,
penalaran aljabar. Dan membantu keterampilan siswa memecahkan masalah karena
permainan memberi mereka kesempatan untuk memecahkan masalah di lingkungan yang
tidak menegangkan.
Penelitian yang telah
dilakukan di upaya untuk menemukan korelasi antara keberhasilan diri dan
kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah. Bandura (2001) kemudian menemukan bahwa keberhasilan yang
dirasakan siswa adalah penentu utama profesional keberhasilan diri dan pilihan karir. Inilah sebabnya adalah
mengapa sangat penting kita memahami bagaimana keberhasilan diri secara positif mempengaruhi pemecahan masalah
matematika karena tidak hanya berkaitan dengan hasil prestasi langsung tetapi
untuk pilihan karir nantinya juga.
Ufuktepe dan Ozel (2002)
telah mengemukakan bahwa munculnya tingkat ketakutan matematika pada banyaknya
anak-anak dalam pendidikan dasar. Hal ini mengakibatkan seperti penurunan
keberhasilan diri, yang dipengaruhi oleh umpan balik fisiologis penguasaan pengalaman sebenarnya, dan masalah lemahnya
keterampilan pemecahan masalah. Mereka menemukan bahwa memaduan kegembiraan di
kelas matematika memberikan lingkungan siswa yang tidak menakutkan, meningkatkan kepercayaan
diri mereka, dan mengajarkan mereka untuk tidak takut membuat kesalahan. Para
siswa juga menyadari bahwa keberhasilan diri dan kemampuan untuk menghasilkan
ide-ide menuju solusi untuk suatu masalah tertentu lebih penting daripada
jawaban itu sendiri. Hanlon dan Schneider (1999) melakukan sebuah studi yang
menunjukkan bahwa meningkatkan keberhasilan diri dapat menghasilkan statistik
secara sigifikan nilai ujian yang lebih tinggi pada ujian kemahiran matematika
dan penilaian kinerja pemecahan masalah masing-masing.
Kajian pustaka dalam jurnal
ini juga sudah jelas dimana dijabarkan tentang pembahasan yang dikaji dalam
jurnal ini selain itu penulis juga memunculkan banyak teori-teori dari para
ahli yang mendukung penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa
ini jurnal ini sangat baik digunakan sebagai bahan rujukan bagi pembaca
yang ingin melakukan penelitian yang serupa dengan penelitian yang disajikan
dalam jurnal ini.
4. Prosedur
4.1 Ringkasan Prosedur
Para siswa yang terlibat
dalam penelitian ini berasal dari sebuah sekolah menengah di barat daya Amerika
Serikat. Penelitian ini dilakukan selama semester musim semi 2006. Sekolah
menengah ini adalah sebuah sekolah swasta dengan rasio murid-guru rendah. Para
peserta adalah bagian dari kelas kedelapan aljabar yang terdiri dari tiga belas
siswa, enam anak laki-laki dan tujuh anak perempuan. Kelas yang berpartisipasi
dalam penelitian ini dipilih karena
hubungan lama dengan peneliti, dan ukuran kelas kecil yang ditawarkan di
sekolah. Pemunculan minat ini digunakan untuk menilai sikap siswa terhadap matematika
dengan menyatakan serangkaian frase yang digunakan para siswa skala dari satu
sampai tujuh untuk menilai bagaimana setiap pernyataan "terdengar seperti
mereka.
Tes awal dan tes akhir kami
terdiri dari lima pertanyaan untuk menilai
keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah dan kemampuan berpikir
kritis. Masalah-masalah ini diambil dari berbagai sumber online dan buku Aljabar.
Peneliti bertemu dengan siswa
sekali seminggu selama empat belas minggu. Para siswa diperkenalkan dengan
solusi kotak Rubik. Setelah sebagian besar kelas mampu memecahkan kotak Rubik,
para siswa bermain pemecahan masalah menggunakan permainan kotak Rubik.
Memberikan siswa kesempatan untuk berlatih konsep-konsep tertentu yang
memungkin mereka berjuang selama pelajaran, dua kotak Rubik yang tersisa di
kelas selama seminggu. Pendekatan metode campuran digunakan untuk menganalisis
data. Terutama metode statistik digunakan untuk menganalisis perbedaan tes awal dan tes akhir siswa,
tetapi penelitian kualitatif juga dilakukan. Peneliti merekam percakapan dengan
beberapa siswa dengan mendengar reaksi mereka terhadap pelajaran dan untuk
menentukan apakah mereka merasa lebih percaya diri dengan kemampuan pemecahan
masalah mereka.
4.2 Menetapkan Masalah
Masalah yang dipilih untuk
menilai pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kritis siswa diuji dengan pola pengakuan siswa, kepekaan
spasial, dan tahapan kemampuan memecahkan masalah. Peneliti percaya setiap
keterampilan ini dapat di uji coba selama pelajaran, maka pelajaran yang dibuat
sedemikian rupa. Tes memiliki skor maksimal lima belas poin. ini diberikan untuk jawaban yang benar yang
mana siswa menunjukkan pemikiran yang mereka gunakan selama proses menulis.
4.3 Pelajaran
Pelajaran dirancang menjadi
cara yang menarik dan menyenangkan melalui kotak Rubik. Pendekatan visual akan
menjadi yang terbaik untuk penelitian ini. Pendekatan ini memberikan kesempatan
yang lebih banyak kepada siswa untuk fokus pada teka-teki tiga dimensi
dan menantang diri untuk berpikir dalam pengaturan tiga dimensi daripada
berusaha menghafal pemecahannya. Para siswa dibutuhkan sekali tidak memiliki
pengetahuan sebelumnya dari matematika, atau memecahkan masalah untuk
berpartisipasi dalam studi. Pelajaran dasarnya 12 langkah dari berbagai langkah
solusi untuk kotak Rubik. Dalam pelajaran ini siswa belajar teknik yang berbeda
untuk memecahkan pola spasial yang berbeda yang timbul di kotak Rubik.
Kebanyakan siswa menemukan
langkah pertama cukup sederhana, dan tampak bersemangat bahwa mereka mengerti
apa yang diminta dari mereka. Bagi mereka yang menemukan tugas ini lebih sulit,
banyak dari mereka tampak frustrasi dan khawatir bahwa mereka tertinggal di
belakang kelas. Masalah utama siswa
adalah menemukan ubin yang berbeda yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tertentu. Banyak dari mereka berjuang
akan menjadi bingung tentang apa yang mereka cari dan mengapa mereka mancari itu.
Langkah utama siswa adalah berjuang
menyembunyikan ide, atau memindahkan ubin ke lokasi tertentu tanpa
mengubah ubin lainnya. Banyak siswa berjuang dengan proses ini dan bagaimana
menggunakannya dengan benar. Kemampuan untuk menjadi ahli menyembunyikan adalah
titik balik untuk sebagian besar pelajaran. Entah siswa memahami langkah yang
diperlukan untuk menyelesaikan tahap kotak Rubik atau menjadi tertarik dan
menyerah. Beberapa siswa menggunakan waktu
yang lebih lama daripada yang lain untuk memahami langkah yang
diperlukan, dan ini adalah titik balik mereka juga.
Prosedur dalam
jurnal ini juga dijelaskan dengan sangat runtut baik dalam hal objek
penelitian,waktu pelaksanaan penelitian, prosedur pengambilan data, tahap-tahap pelaksanaan penelitian, instrument
yang digunakan, serta materi pelajaran yang dirancang pada penelitian tersebut.
Sehingga pembaca memahami apa saja yang dilakukan dalam penelitian pada jurnal
ini.
5. Hasil
5.1 Hasil menetapkan masalah
Tujuan utama dari penelitian
ini adalah untuk menentukan apakah solusi kotak Rubik adalah terkait dengan
peningkatan pemecahan masalah siswa dan keterampilan berpikir kritis. Siswa
diberi tes awal dan tes akhir pada penyelesaian pelajaran. Untuk menentukan
hasil penelitian, hasil statistik dari sebelum tes dan sesudah tes dianalisis. Dalam
rangka untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara tes
awal dan tes akhir. Adapun hasilnya
adalah nilai p kurang dari 0,05, yang
merupakan nilai tetapan, maka menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis
alternatif. Selain itu, karena rata-rata perbedaan adalah 2,462, kita juga dapat menyimpulkan
bahwa ada perbedaan signifikan statistik
positif. Hal ini membuat kita untuk percaya pengenalan solusi bagi Kotak
Rubik dapat meningkatkan pemecahan masalah siswa dan keterampilan berpikir
kritis.
Dengan tidak diduga-duga dan
menarik pengamatan masalah gender. Dua-Contoh Pasangan test, disebutkan di
atas, adalah dilakukan kembali, mengambil gender ke dalam pertimbangan. Adapun
hasil dari analisis adalah kita bisa melihat tidak ada perbedaan signifikan
secara statistik antara skor tes awal anak laki-laki dan skor tes akhir, tapi
ada perbedaan yang signifikan antara skor tes awal dan tes akhir anak perempuan. Menariknya, anak perempuan memiliki
skor lebih rendah daripada anak laki-laki pada tes awal tetapi lebih tinggi
dari anak laki-laki pada tes akhir. Tindakan secara bebas t-tes tidak
mengungkapkan adanya perbedaan statistik yang signifikan antara laki-laki dan
perempuan baik untuk tes awal atau tes akhir. Meski begitu,ada bukti yang
menunjukkan bahwa anak perempuan dalam studi mungkin mengalami manfaat yang
lebih besar dari partisipasi mereka. Kami percaya ini mungkin karena sifat
pelajaran algoritma. Hal ini bertepatan dengan literatur bahwa penggunaan
langkah-demi-langkah metodologi pemecahan masalah mungkin mendukung dalam jenis
kelamin perempuan. (Zambo dan Fallman; 1993)
5.2 Hasil dari memunculkan minat
Tujuan lain dari penelitian
ini adalah untuk mengevaluasi cara penyelesaikan kotak Rubik dikaitkan dengan peningkatan tingkat minat
siswa dalam matematika. Untuk mencapai hal ini, hasil statistik dari memunculkan
minat sebelum dan memunculkan minat sesudah dianalisis. Hasilnya menunjukkan
bahwa adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah memunculkan minat dan melakukan uji statistik
berdasarkan perbedaan itu. Karena nilai p
lebih besar dari α, kita menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
statistik antara nilai memunculkan minat sebelum dan memunculkan minat sesudah. Salinan memunculkan
minat terletak dalam lampiran.
5.3 Hasil Wawancara siswa
Pada penyelesaian pelajaran,
tujuh siswa dipilih secara acak dan diwawancarai. Pertanyaan yang diajukan
adalah:
I.
Apakah Anda
bersenang-senang belajar melakukan kotak Rubik?
II.
Pada
penyelesaian pelajaran, apakah Anda mampu memecahkan kotak Rubik? Jika
demikian, apakah Anda masih perlu lembar contekan untuk mengatasinya?
III.
Apakah Anda bersemangat belajar melakukan
kotak Rubik? Kapan memicu minat Anda?
IV.
Apakah Anda menjadi tertarik? Kenapa?
V.
Apakah Anda pikir kotak Rubik berhubungan
dengan matematika / pemecahan masalah? Jika demikian, dengan cara apa (s)?
VI.
Apakah Anda
merasa belajar kotak Rubik adalah relevan dengan studi Anda? Jika demikian,
mengapa?
VII. Berapa banyak waktu yang Anda habiskan di luar pelajaran kita,
bermain dengan kotak Rubik?
VIII.
Apakah Anda merasa lebih percaya diri dalam
kemampuan pemecahan masalah anda? Kenapa?
Mereka menemukan bahwa siswa
telah bersenang-senang sambil belajar sebagai sebuah solusi untuk kotak Rubik dan
bersemangat memperkenalkan ide tersebut sebagai sebuah solusi. Mereka juga
merasa kotak rubik terkait dengan pemecahan masalah, tetapi tidak merasa kotak
Rubik terkait dengan pelajaran mereka. Terakhir, peneliti menemukan siswa
merasa lebih percaya diri tentang
kemampuan pemecahan masalah mereka setelah diperkenalkan dengan kotak
Rubik.
Jurnal ini juga memberikan
gambaran dengan jelas hasil analisis
statistik penelitian yang telah dilakukan. Analisis
data dilakukan dengan benar sehingga diperoleh hasil analisis mengenai mean dan
standar deviasi dari hasil analisis dalam menetapkan masalah, analisis
dalam memunculkan minat, dan analisis tes wawancara yang dilakukan sebelum dan
sesudah tes. Kemudian hasil analisis data digunakan untuk menguji
hipotesis yang ada sehingga dapat diputuskan mengenai diterima atau tidaknya
suatu hipotesis dan memperoleh kesimpulan penelitian.
6. Kesimpulan
Pada bagian ini, penulis
menjabar secara ringkas kajian pustaka tentang penggunaan kotak rubik sebagai
sebuah solusi dalam meningkatkan kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
menyelesaikan masalah. Selain itu peneliti juga menjelaskan temuan yang
diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan yaitu Tidak ada perbedaan
statistik yang signifikan antara nilai memunculkan minat siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
solusi untuk kotak Rubik tidak dikaitkan dengan peningkatan minat siswa dalam
matematika. Secara keseluruhan siswa menikmati pengalaman mereka dengan kotak
Rubik. Mereka bersenang-senang selama pelajaran, dan bersemangat ketika
diperkenalkan untuk mempelajarinya. Terlepas dari kinerja mereka selama
penelitian, para siswa secara keseluruhan merasa lebih percaya diri dalam
kemampuan memecahkan masalah pada penyelesaian studi mereka. Ini membuat kita
percaya bahwa pengenalan kotak Rubik memiliki efek positif pada keberhasilan
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar