BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai sebuah disiplin ilmu,
Teknologi pendidikan mempunyai sejumlah persyaratan keilmuan yaitu ontologi,
epistemologi dan aksiologi tersendiri. Dengan ketiga dasar keilmuan pada
teknologi pendidikan tersebut teknologi pendidikan dapat membuktikan dirinya
sebagai suatu bidang garapan khusus, yang mempunyai teknik intelektual yang
unik, serta mempunyai kegunaaan dalam memecahkan masalah belajar pada diri
manusia dengan segala kaitannya.
Sebagai
suatu spesialisasi dari ilmu pendidikan, memamng mungkin teknologi pendidikan
belum merupakan suatu disiplin ilmiah, karena masih terbatasnya teori yang
dihasilkan yang mempunyai kemampuan generalisasi dan prediksi atas gejala yang
diamatinya. Banyak teori-teori yang berasal dari disiplin keilmuan lain yang
dipinjam dan diramu menjadi teori baru
Teknologi pendidikan merupakan
bidang garapan yang tidak digarap oleh bidang atau disiplin lain. Penggarapan
ditopang oleh sejumlah teori, model, konsep, dan prinsip dari bidang dan
disiplin lain seperti lmu perilaku/psikologi, ilmu komunikasi, ilmu
kerekayasaan, teori/konsep sistem, teknologi informasi dan lain-lain yang tidak
dapat diperinci satu persatu. Penggarapan itu dilakukan dengan sistematik dan
sistemik.
Teknologi pendidikan merupakan suatu
disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan di lapangan,
yaitu kebutuhan untuk belajar – belajar lebih efektif, lebih efisien, lebih
banyak, lebih luas, lebih cepat dan sebagainya. Untuk itu ada produk yang
dibuat dan ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi yang sangat pesat akhir-akhir ini dan menawarkan
sejumlah kemungkinan yang semula tidak terbayangkan telah membalik cara
berpikir kita dengan “bagaimana mengambil manfaat teknologi tersebut untuk
mengatasi masalah belajar”.
Dalam makalah ini kita akan membahas
landasan teori dari Teknologi pendidikan dan bagaimana dukungan bidang
teknologi informasi yang kemudian dapat digabungkan menjadi suatu kebulatan
tersendiri dengan pendekatan isomeristik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan mengenai landasan teori
dan teknologi informasi dalam Teknologi Pembelajaran
2. Menjelaskan mengenai aplikasi teori
dan teknologi dan berbagai aplikasinya
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mahasiswa
mampu menjelaskan
mengenai landasan teori dan teknologi informasi dalam teknologi pembelajaran
dan menjelaskan mengenai aplikasi teori dan teknologi dan berbagai aplikasinya
BAB II
PEMBAHASAN
Secara
khusus pembahasan landasan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi
pembelajaran. Teknologi pembelajaran dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip
yang diambil dari berbagai teori, salah satunya adalah teori komunikasi.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi,
sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain.
Akan
tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Dewasa ini komunikasi menjadi
lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Teknologi
telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman
sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan seperti bidang
sosial, politik, dan ekonomi, telah bersentuhan dengan teknologi. Dalam bidang
sosial, teknologi telah mempercepat terjadinya komunikasi dan mampu mempererat
hubungan manusia dari berbagai belahan dunia.
Kata
teknologi sendiri secara harfiah berasal dari bahasa Latin ”texere” yang
berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak
terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara
istilah Komunikasi awalnya bersumber dari bahasa Latin communis yang
artinya sama, berkembang menjadi communicatio, artinya pemberitahuan
atau pertukaran pikiran. Istilah itu kemudian diadopsi dalam bahasa Inggris communication,
diartikan hubungan. Selanjutnya dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah
komunikasi.
Pengertian
bebas dari komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata
(lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa
verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan atau body language, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal sebagaimana biasa.
Menurut
Laswell (1979) agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik harus memiliki
komponen-komponen dan proses komunikasi berikut :
1)
Komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan.
2) Pesan
adalah isi/maksud yang akan disampaikan melalui suatu media/saluran, secara
langsung maupun tidak langsung, berupa informasi dalam bentuk bahasa atau
simbol yang dipahami kedua pihak
3)
Saluran adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara. Contohnya berbicara langsung melalui telepon,
surat, e-mail, atau media lainnya
4)
Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. Komunikan menerima
pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya.
5) Umpan
balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya. Komunikasi memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan
atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan
yang dimaksud oleh si pengirim
Teknologi
pembelajaran memanfaatkan media komunikasi yang berbasis teknologi komunikasi
yaitu radio, televisi, komputer, internet, smartphone dan sejenisnya.
Kontribusi
atau dukungan teori dan teknologi komunikasi dalam teknologi pembelajaran yaitu
adanya berbagai model pembelajaran altenatif yang inovatif berbasis teknologi
komunikasi untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Misalnya,
penggunaan buku, film, siaran radio, siaran TV, blog, social media dan lain
sebagainya. Dalam upaya pemanfaatan teknologi komunikasi untuk memperluasan dan
pemerataan akses pendidikan serta untuk menunjang peningkatan kualitas preoses
pembelajaran.
Teknologi
komunikasi di Indonesia mendapat perhatian yang sangat besar dari pemerintah,
terbukti dengan adanya undang undang yang mengatur tentang telekomunikasi yaitu
UU. No. 36 tahun 1999. Bobot misi telekomunikasi/ telematika tertuang pada
pasal 3 yang berbunyi :
”Telekomunikasi
diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa,
meningkatkan kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata,
mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan
hubungan antar bangsa”
Dari
bunyi pasal 3 di atas telekomunikasi yang merupakan bagian dari teknologi
komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia, karena dapat menjadi alat pemersatu bangsa dan masuk ke berbagai
ranah kehidupan. Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori
tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar
prinsip-prinsip yang ditarik dari teori dan teknologi informasi. Beberapa dari
teori itu adalah :
a. Teori
Shannon dan Weaver (1949)
Teori ini merupakan teori
matematis dalam komunikasi, karena bersifat linear dengan arah yang tertentu
dan tetap yaitu dari sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Salah
satu unsur dalam teori ini adanya sumber gangguan (noise) yang
senantiasa ada dalam setiap situasi.
Model ini lebih
sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa, hal ini disebabkan latar
belakang Shannon dan Weaver yang merupakan insinyur yang bekerja untuk
laboratorium telephone Bell di Amerika Serikat. Tujuan mereka adalah untuk
memastikan “the maximum efficiency” dari kabel telephone dan gelombang
radio. Mereka mengembangkan sebuah model komunikasi yang ditujukan untuk
membantu mengembangkan sebuah teori matematis dari komunikasi (Chandler).
Model ini terdiri dari enam
elemen yaitu :
- Information Source adalah yang memproduksi pesan
- Transmitter yang menyandikan pesan dalam bentuk sinyal
- Channel adalah saluran pesan
- Receiver adalah pihak yang menguraikan/mengkonstruksikan pesan dari sinyal
- Destination adalah dimana pesan sampai
- Noise adalah segala macam gangguan yang mempengaruhi pesan sehingga menyebabkan sinyal yang berbeda dari yang dikirimkan (sifatnya disfungsional ).
b. Teori
Komunikasi Berlo (1960)
Teori Berlo merupakan
pendekatan pembaharuan karena implikasinya dalam teknologi pendidikan
menyebabkan dimasukkannnya orang dan bahan sebagai sumber yang
merupakan bagian integral dari Teknologi Pendidikan. Isi pesan
beserta struktur dan penggarapannya juga merupakan bagian dari teknologi
pendidikan. Segala bentuk pesan (lambang, verbal, taktil serta ujud nyata
merupakan keseluruhan proses komunikasi, dan dengan demikian juga merupakan
bagian dari Teknologi Pendidikan.
c. Teori Rogers
dan Kincaid (1981)
Teori ini disebut juga
teori konvergensi, dimana dalam teori ini tidak membedakan antara sumber dan
penerima karena peran itu dapat berlangsung secara bersamaan pada seseorang
dalam suatu konteks komunikasi. Teori ini juga menegaskan bahwa komunikasi berlangsung
tanpa awal dan tanpa akhir, sepanjang manusia sadar akan diri dan
lingkungannya. Teori ini membawa pengaruh dalam perkembangan berbagai
kecendrungan pendidikan, dan kesemuanya merupakan landasan strategi dalam
perkembangan teknologi pendidikan, diantaranya ;
- Pendidikan seumur hidup yang berlangsung sepanjang orang sadar akan diri dan lingkungannya.
- Pendidikan gerak cepat dan tepat, mengacu pada kemampuan untuk hidup di masyarakat
- Pendidikan yang mudah dicerna dan diresapi
- Pendidikan yang menarik perhatian dengan cara penyajian yang bervariasi dan merangsang sebanyak mungkin indra
- Pendidikan yang menyebar baik pelayanan maupun peranannya
d. Teori
Wilbur Schramm (1977)
Salah
satu unsur yang dalam proses komunikasi yang sangat menonjol peranannnya
bagi Teknologi Pendidikan adalah media. Schramm merupakan seorang ahli
komunikasi yang paling vocal dalam usahanya mengaplikasikan teori, model, dan
hasil penelitian tentang media ke dalam bidang pendidikan yang merupakan
garapan Teknologi Pendidikan.
Hasil kesimpulan teori
Schramm dalam hubungannnya dengan pendidikan yaitu :
- Orang dapat belajar dengan media
- Penentuan media yang sebaiknya merupakan resultante dari analisis tugas belajar, analisis media itu sendiri dan analisis pembedaan individu diantara para pembelajar.
- Sistem simbolik digital pada media sangat berguna dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar, jika dikombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir seluruh apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran.
- Kode iconic ( gambar, diagram, dll) sangat efektif untuk menarik minat, mengingat kembali unsur-unsur yang telah tersimpan dalam proses belajar, dalam presentasi stimulus utama dan mendorong terjadi transfer pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari ke hal-hal baru.
- Proyek pembaharuan pendidikan nasional dengan menggunakan media komunikasi mampu membawa perubahan penting, memperluas kesempatan belajar, dan memberikan sumbangan dalam peningkatan mutu pendidikan
- Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen dalam proses pembelajaran dikelas, akan efektif dan lebih mudah diterima oleh pengajar dan peserta didik dikelas.
- Pembelajaran jarak jauh yang didukung dengan media yang tepat dapat berlangsung dengan baik.
- System pembelajaran yang diciptakan di sekeliling media siaran, dapat mempunyai keuntungan ekonomis untuk kelanjutan dan perluasan kesempatan pendidikan.
Teknologi
Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola
pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner,
1976, dikutif oleh Yusufhadi Miarso, 2004). Dampak dari teknologi komunikasi
yaitu terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi
pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian
pesan komunikasi (Rogers, 1986).
Menurut
Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat.
Revolusi pertama tugas mendidik para muda beralih dari orang tua ke guru.
Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana
pendidikan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan
yang memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat ditandai
dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita
rekaman, dan komputer. Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah
mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online
dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna
(mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media.
Layanan
online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan
seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus,
pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak
jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan
efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas
pendidikan.
Dengan
media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan
siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real
time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan
real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa
dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, social media dan
buletin board.
Dengan
cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan
walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan
lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat
dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.
Demikian
pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru/dosen dapat pula dilakukan
dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan
langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode
pembayaran online.
Kini
dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari
rumah dengan peralatan komputer sendiri. Media teknologi komunikasi ini
rupanya telah meluas dipakai diberbagai sekolah tidak hanya di kota-kota besar
akan tetapi juga di daerah-daerah.
Secara umum keuntungan
teknologi komunikasi dalam bidang pendidikan, yaitu:
- Kemudahan mengakses berbagai informasi
- Memperkaya program pembelajaran
- Mengurangi/meminimalisasi biaya
- Mengurangi waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
- Mempermudah penjadwalan
- Dapat mendatangkan keuntungan.
Dengan demikian aplikasi
teknologi komunikasi dalam pembelajaran dewasa ini mutlak diperlukan
Dalam
kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita tetap
berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan tuntutan pendidikan itu
makin bertambah, maka tidaklah mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya
sebagaimana dibebankan ke pundaknya.
Maka
dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu. Kemudian,
menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang bertanggung jawab
terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah yang
ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”.
Sekolah
harus punya websitenya sendiri di Internet, punya blog dan juga social media.
Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa yang akan datang,
peran media instruksional ini akan bergulir seiring bersama dengan tatap muka
dalam mengembangkan dunia pendidikan. Konsekuensi yang akan terjadi adalah
pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di
universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.
Pertanyaan
yang bisa mengemuka lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari
teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang paling
tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan teknologi
komunikasi. Kebangkitan tanggung jawab moral dimungkinkan oleh tiga hal yaitu :
1)
Kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi komunikasi itu
sendiri.
Teknologi hanyalah alat,
bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru
karena keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran
yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan dengan penggunaan
teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari teknologi bagi
keselamatan manusia yang menggunakannya.
2)
Tanggung jawab moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan.
Orang yang bertanggung
jawab adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan
aturan yang sudah ditetapkan.
3)
Dampak dalam penggunaan teknologi komunikasi.
Tanggung jawab moral dalam
penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus menerus dan
maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak negatif yang diakibatkan
dalam penggunaannya.
Eric Ashby membagi Revolusi
Pendidikan dalam 5 tahap.
1. Revolusi pertama
Revolusi terjadi ketika
orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru baik itu di padepokan,
paguron, pesantren dan sekolah.
2. Revolusi kedua
Revolusi terjadi ketika
digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Melalui tulisan ini dapat
membuka akses yang sangat luas, sehingga informasi dapat disimpan dan dipanggil
kembali.
3. Revolusi ketiga
Hal ini terjadi ketika
mesin cetak ditemukan sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui
media cetak, seperti buku teks, modul, majalah, dan lain-lain.
4. Revolusi keempat
Revolusi ini terjadi ketika
digunakannya perangkat elektronik dalam kegiatan pembelajaran, seperti radio,
tape recorder, dan TV untuk pemerataan dan perluasan pendidikan.
5. Revolusi kelima
Masa ini dimulai sejak
digunakannya Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK) dalam kegiatan
pembelajaran, khususnya teknologi komputer dan internet untuk kepentingan
peningkatan kegiatan pembelajaran.
Aplikasi
Teknologi Pendidikan
Apabila konsep atau
pengertian teknologi pendidikan kita analisis, akan diperoleh pedoman umum
aplikasi sebagai berikut
1) Memadukan berbagai macam pendekatan dari
bidang psikologi, komunikasi, manajemen , rekayasa dan lain-lain secara
bersistem
2)Memecahkan belajar pada manusia secara
menyeluruh dan serempak dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan
saling kaitan di antaranya
3) Digunakannya teknologi sebagai proses dan
produk untuk membantu memecahkan masalah belajar.
4) Timbulnya daya lipat atau efek sinergi dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih dari pada memecahkan masalah secara terpisah.
4) Timbulnya daya lipat atau efek sinergi dimana penggabungan pendekatan dan atau unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih dari pada memecahkan masalah secara terpisah.
International Board
of Standards for Training, Performance, and Instruction (IBSTPI) antara lain
merumuskan kompetensi dasar bagi instruktur pengembangan sumber daya manusia
(PSDM) sebagai berikut:
1.
Menganalisis bahan belajar dan informasi pembelajar.
2.
Mempersiapkan tempat untuk kegiatan instruksional.
3.
Menentukan dan mempertahankan kredibilitas instruktur.
4.
Mengelola lingkungan belajar.
5.
Mendemonstrasikan keterampilan berkomunikasi yang efektif.
6.
Mendemonstrasikan keterampilan presentasi yang efektif.
7.
Mendemonstrasikan keterampilan dan teknik bertanya yang efektif.
8.
Merespons kebutuhan belajar dengan senantiasa mengusahakan umpan balik
9.
Memberikan penguatan dan dorongan untuk belajar
10. Menggunakan metode instruksional dengan semestinya.
11. Menggunakan media instruksional secara
efektif
12. Mengevaluasi kinerja pembelajar
13. Mengevaluasi pembelajaran
14. Melaporkan hasil penilaian.
Aplikasi teknologi
pendidikan yang paling mendasar dan yang secara tegas dinyatakan adalah
menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam memberikan kemungkinan
belajar. Berdasarkan kerangka teoritis teknologi pendidikan, pemecahan masalah
ini berbentuk sumber belajar. Sumber ini baik yang sengaja dirancang maupun
yang dipilih dan kemudian dimanfaatkan merupakan produk kongkrit yang tersedia
untuk berinteraksi dengan si belajar. Produk ini merupakan bukti penerapan
teknologi pendidikan yang paling jelas.
Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat : (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan pembelajar untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal.
Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat : (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan pembelajar untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal.
Fungsi-fungsi
pengelolaan dan pengembangan juga bukti penerapan praktis teknologi pendidikan.
Masing-masing fungsi mempunyai kegiatan dan hasil khusus yang dapat diukur dan
dinilai. Dengan demikian dapat melihat seseorang yang sedang melakukan
penilaian kebutuhan, memproduksi film, mangkatalogkan bahan ajaran,
berinteraksi dengan si belajar, mengelola orang-orang lain dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Teknologi pembelajaran
dibangun berdasarkan pada prinsip-prinsip yang diambil dari berbagai teori,
salah satunya adalah teori komunikasi. Manusia berkomunikasi untuk membagi
pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang
atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
2.
Aplikasi teknologi pendidikan yang paling mendasar dan yang secara tegas
dinyatakan adalah menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah dalam
memberikan kemungkinan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar