BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode penelitian memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta
menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan
dengan cepat. Keputusan yang diambil akan bersifat lebih ilmiah jika dilakukan
melalui proses penelitian. Ada dua faktor yang mendorong perhatian dalam
pengambilan keputusan yang ilmiah: (1) kebutuhan manajer akan informasi yang
lebih banyak dan lebih baik, (2) tersedianya teknik dan peralatan yang lebih
baik untuk memenuhi kebutuhan itu.
Bagi mahasiswa saat ini pentingnya
mempelajari penelitian bukan hanya sebagai dasar untuk penulisan skripsi atau
tesis saja, akan tetapi juga untuk pelatihan dalam metode ilmiah serta
penerapannya dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain, mempelajari dan
melakukan penelitian pada saat kuliah merupakan suatu pelatihan bagi mahasiswa
tersebut dalam mengambil keputusan. Dalam kaitannya dengan tugas
penelitian maka jenis penelitian yang dilakukan sebaikinya adalah
penelitian yang memiliki dampak terhadap pengembangan dan peningkatan mutu
pembelajaran. Salah satu jenis penelitian ditinjau dari tingkat eksplanasinya
adalah penelitian deskriptif.
B. Rumusan
Masalah
Dalam mengungkapkan suatu masalah
agar mudah memecahkannya secara sistematis,logis dan kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan,maka terlebih dahulu kita harus membatasai diri pada
permasalahan yang dihadapi atau membuat rumusan masalah.Sehingga tidak
menimbulkan Iterpretasi(perwujudan) lain.Adapun rumusan masalah tersebut
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian
deskriptif?
2. Apa tujuan penelitian deskiptif?
3. Apa
manfaat/ kegunaan penelitian deskriptif?
4. Apa ciri - ciri penelitian
deskriptif?
5. Apa jenis-jenis
penelitian deskriptif?
6. Contoh-contoh penelitian deskriptif
7. Langkah-Langkah
Pokok Penelitian Deskriptif
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk:
1. Untuk memenuhi tugas dari dosen
pembimbing sabagai tugas terstuktur dalam mata kuliah
metodologi
penelitian dan perencanaan pembelajaran matematika
2. Untuk menguraikan dan menjelaskan
kajian tentang penelitian deskriptif secara umum kepada pembaca.
3. Agar pembaca dapat mengetahui atau
mamahami tentang penelitian deskriptif secara umum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Deskriptif
Ada beberapa definisi penelitian
yang telah dikemukan oleh beberapa ahli, antara lain:
· Penelitian adalah investigasi yang
sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis
mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1986: 17-18).
· Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui
sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal
terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang
menimbulkan suatu pertanyaan atau masalah (Indriantoro & Supomo,1999: 16).
· Penelitian pada dasarnya merupakan
penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang
bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari - hari (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
Penelitian
deskriptif termasuk dalam bagian penelitian yang ditinjau dari tingkat
eksplanasi.
Penelitian
deskriptif adalah
suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian ini
digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang
dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi
atau kelompok tertentu secara akurat. Dengan kata lain, penelitian deskriptif
dilakukan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi
saat ini. Penelitian deskriptif merupakan cara untuk menemukan makna baru,
menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan frekuensi kemunculan sesuatu,
dan mengkategorikan informasi. Penelitian deskriptif dilakukan dengan
memusatkan perhatian kepada aspek - aspek tertentu dan sering menunjukkan
hubungan atara berbagai variabel.
Penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang
ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa
berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata,
2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan
yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau
efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.
Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh
informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut
dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau
dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada
penelitian eksperimen.
Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki
proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping
itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang
teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang
diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara
jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur,
teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi
yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang
diteliti secara lengkap dan benar.
Dalam
penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan
manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan
biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini. Dengan
penelitian deskriptif, memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga
mencari hubungan komparasi antar variabel.
Keunikan yang ada pada metode
penelitian deskriptif antara lain seperti berikut :
- Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yag sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
- Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, terkadang dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable.
- Penelitian deskriptif juga membutuhkan permasalahan yang harus diindentifikasi dan dirumuskan dengan jelas, agar peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data ketika di lapangan.
B. Tujuan Penelitian Deskiptif
Pada
umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.
Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak
digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris
didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk
deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi
permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku
manusia.
Di samping kedua alasan tersebut di
atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik bagi para peneliti muda,
karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah dipahami tanpa perlu memerlukan
teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya.
Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih
kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan
sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual.Kekhususan penelitia
deskriptif :
a. Bertujuan untuk memecahkan masalah –
masalah aktual yang dihadapi sekarang.
Misalnya,
mengumpulkan data – data penghambat pelaksanaan kurikulum 1974
b. Bertujuan untuk mengumpulkan data, informasi untuk disusun,
dijelaskan, dan dianalisis. Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis. Jika ada
hipotesis biasanya tidak diuji menurut analisis statistik.
C. Manfaat/ Kegunaan Penelitian
Deskriptif
1. Mendeskripsikan
peristiwa atau kondisi populasi saat ini.
2. Menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara
tepat.
3. Mendapatkan variasi permasalahan
yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
D. Beberapa Ciri - Ciri Penelitian Deskriptif
1. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau
peristiwa yang bersifat faktual. Adakalanya: Penelitian ini dimaksdukan
hanya membuat Deskripsi atau Uraian Suatu Fenomena semata – mata, tidak untuk
mencari hubungan antar variabel, menguji hipotesis, atau membuat ramalan.
2. Dilakukan secara Survey ; oleh karena itu
Penelitian Deskriptif sering disebut sebagai Penelitian Survey. Dalam arti
Luas : Penelitian Deskriptif dapat mencakup seluruh metode penelitian kecuali
Penelitian yang bersifat historis dan eksperimental.
3. Bersifat mencari informasi faktual dan
dilakukan secara mendetail.
4. Mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi
keadaan dan praktek yang sedang berlangsung.
5. Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola
oleh kelompok orang tertentu dalam waktu yang bersamaan.
E. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Banyak
jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap ahli
penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang pengelompokan jenis
penelitian deskriptif, cenderung sedikit bervariasi. Perbedaan itu biasanya
dipengaruhi oleh pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para
ahli tersebut. Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila
dilihat dari apek bagaimana proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif
dilakukan oleh peneliti.
Dari
aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian
deskrptif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari atau
self-report, studi perkembangan, dan studi lanjutan(follow-up study).
1. Penelitian
Laporan Dari (Self-Report research)
Dari
kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai
beberapa macam jenis termasuk di antaranya penelitian laporan diri dengan
menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh
orang tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti.
Dalam
penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi
secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya
dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam
penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain
untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain
seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama
untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan.
Yang
perlu diperhatikan oleh para peneliti dengan model self-report adalah bahwa
dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti
harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal.
Salah satu contoh penelitian menggunakan self-report dapat dilihat dalam
laporan tentang studi kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan
menengah.
2. Studi
Perkembangan (Developmental Study)
Studi
perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang
pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran
penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara
individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut
peneliti tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur,
pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.
Studi
perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu
tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada
seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya:
intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial
anak.
3. Studi
Kelanjutan (Follow-up study)
Study
kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah
beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram
pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal
maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima program di
suatu lembaga pendidikan. Sebagai contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan
adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah
mereka selesai program pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan
biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran)
berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah suatu program yang diberikan
kepada subjek sasaran di selesaikan. Sedangkan yang dimaksud dengan data yang
di ambil dari outcome (hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan,
misalnya program pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali
ke tempat asal yaitu masyarakat.
Menurut
Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif
berdasarkan lingkup atau prosedur penelitian, yaitu;
1. Studi kasus, yaitu, suatu
penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan
secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan
individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan
ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat
hipotesis.
2. Survei. Studi jenis ini merupakan
studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif
besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel
dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai
sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus
tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan
survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.
3. Studi perkembangan. Studi ini
merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat
dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan
mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan
berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan
metode cross-sectional.
4. Studi tindak lanjut, yakni, studi
yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi
tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
5. Analisis kecenderungan. Yakni,
analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang
dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
6. Studi korelasi. Yaitu, jenis
penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel
yang diteliti.
F. Contoh-Contoh Penelitian Deskriptif
a. Studi
mengenai peranan suatu metode terhadap pemahaman konsep yang bertujuan hanya
untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas dari metode tersebut.
b. Penelitian
mengenai taraf serap siswa-siswa Sekolah Menengah.
c. Studi
laporan mengenai hasil nilai tes di suatu sekolah
G. Langkah-Langkah Pokok Penelitian
Deskriptif
Penelitian deskriptif sesuai
karakteristiknya memiliki langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Perumusan masalah. Metode penelitian manapun harus diawali
dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
jawabannya harus dicari menggunakan data dari lapangan. Pertanyaan masalah
mengandung variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam
penelitian deskriptif peneliti dapat menentukan status variabel atau
mempelajari hubungan antara variabel.
2.
Menentukan jenis informasi yang diperlukan. Dalam hal ini
peneliti perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan. Apakah informasi kuantitatif
ataukah kualitatif. Informasi kuantitatif berkenaan dengan data atau informasi
dalam bentuk bilangan/angka seperti.
3.
Menentukan prosedur pengumpulan data. Ada dua unsur
penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber
data atau sampel yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam
penelitian ada sejumlah alat pengumpul data antara lain tes, wawancara,
observasi, kuesioner, sosiometri. Alat-alat tersebut lazim digunakan dalam
penelitian deskriptif. Misalnya untuk memperoleh informasi mengenai
langkah-langkah guru mengajar, alat atau instrumen yang tepat digunakan adalah
observasi atau pengamatan. Cara lain yang mungkin dipakai adalah wawancara
dengan guru mengenai langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang
jelas, permasalahan penelitian harus dirumuskan sekhusus mungkin sehingga
memberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan sumber data.
4.
Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data. Data dan
informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dan sumber data
atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan
data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
5.
Menarik kesimpulan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan
data di atas, peneliti menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan cara
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban
tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara
keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan
yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau
efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.
Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki
proses dan sadar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping
itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang
teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang
diteliti mendekati kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara
jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur,
teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi
yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang
diteliti secara lengkap dan benar.
Dalam
penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan
manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan
biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini. Dengan
penelitian deskriptif, memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga
mencari hubungan komparasi antar variabel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar